WARTAKOTALIVE, KALIDERES - Rapid test antigen di pos kesehatan Terminal Kalideres hanya dihargai Rp150 ribu.
Artinya, rapid test antigen itu lebih murah dari standar harga di tempat lain.
Tenaga medis pos kesehatan di Terminal Kalideres Fitra mengatakan, posko rapid test di terminal itu berasal dari Klinik Utama Taradita 48 Jakarta Timur.
Baca juga: JADWAL Lengkap Live Streaming Misa Malam Natal dan Natal 2020 di Jabodetabek
Posko rapid test itu buka sedari pukul 07.00 WIB.
Rencananya posko akan berdiri hingga 9 Januari 2021.
"Untuk rapid test antibodi harganya Rp 85 ribu."
Baca juga: Djoko Tjandra Divonis 2 Tahun 6 Bulan Penjara, Usia Lanjut Jadi Hal Meringankan
"Sementara untuk rapid test antigen harganya Rp150 ribu," jelas Fitra di Terminal Kalideres, Rabu (23/12/2020).
Sampai Rabu siang, mayoritas yang melakukan pemeriksaan masih didominasi sopir bus.
Sudah 20 sopir bus mengikuti rapid test di tempat tersebut, sedangkan untuk penumpang masih sepi.
Baca juga: Besok Jokowi Dikabarkan Reshuffle Kabinet, Politikus PPP Sebut Lebih dari Empat Menteri Diganti
Kesterilan rapid test di tempat tersebut dijamin aman.
Sebab, untuk rapid test antigen memiliki bilik tersendiri.
Jadi pasien di luar bilik, sementara petugas medis di dalam bilik.
Baca juga: BREAKING NEWS: Jokowi Umumkan Reshuffle Kabinet, Ini Nama-nama Lengkap Menteri Baru
"Biar steril, pasien juga tidak bisa masuk ke ruangan karena tertutup," jelas Fitra.
Sayangnya, karena posko itu bersifat sementara, bentuk posko masih belum optimal.
Hal itu membuat posko harus ditutup sementara apabila hujan datang.
Baca juga: INI Rangkaian Perayaan Natal 2020 di Jakarta, Ada Pohon Setinggi 12 Meter di Thamrin 10
Diberitakan sebelumnya, Terminal Kalideres membuka posko rapid test.
Posko rapid test diperuntukkan bagi penumpang bus yang naik dari Terminal Kalideres dan para awak bus.
Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen mengatakan, posko itu melayani rapid test antibodi dan rapid test antigen.
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 22 Desember 2020: Pasien Positif Tambah 6.347 Jadi 678.125 Orang
"Rapid test antigen hanya diperuntukan untuk penumpang yang ke Bali dan Yogyakarta."
"Sementara ke Jawa umumnya masih rapid test antibodi," ujar Revi saat dikonfirmasi, Rabu (23/12/2020).
Kebijakan rapid test untuk penumpang itu sesuai Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 20 Tahun 2020.
Baca juga: DAFTAR Lengkap Kabinet Indonesia Maju Hasil Reshuffle, Mantan Capres-Cawapres Jadi Anak Buah Jokowi
Atas kebijakan itu, PO bus membuat posko rapid test.
Posko itu diklaim sebagai tempat rapid test paling murah dengan kualitas yang sama dengan klinik lainnya.
Hasilnya juga terbilang cepat, kurang dari 30 menit dengan masa berlaku hingga 14 hari.
Baca juga: PROFIL Yaqut Cholil Qoumas, Anak Pendiri PKB Jadi Menteri Agama
"Maka untuk pengurus PO Bus dan sopir terima kasih karena kini ada klinik di terminal," ucap Revi.
Posko rapid test akan berdiri hingga 4 Januari 2021.
Namun dapat diperpanjang hingga 9 Januari 2021 apabila penumpang masih tinggi.
Baca juga: Dipolisikan karena Mengaku Bertemu Rasulullah, Besok Haikal Hasan Janji Penuhi Panggilan Penyidik
Selain adakan posko rapid test, Terminal Kalideres dibantu Dinas Kesehatan, Polisi, dan TNI, juga melakukan uji urine terhadap sopir dan kernet bus.
Uji urine dilakukan agar penumpang dapat aman saat mudik dengan sopir dan kernet yang terbebas dari narkoba.
Uji urine akan dilakukan sampai 4 Januari 2021.
Baca juga: Sandiaga Uno Jadi Menteri Jokowi, Politikus Nasdem: Percuma Saya Berdarah-darah di Pilpres
Sampai Rabu (23/12/2020) siang sudah 12 sopir menjalani uji urine.
Hasilnya seluruh sopir dinyatakan negatif narkoba.
Pemerintah menetapkan batas harga tertinggi rapid test antigen sebesar Rp 250 ribu untuk Pulau Jawa, dan Rp 275 ribu di luar Pulau Jawa.
Baca juga: DAFTAR Kekayaan 4 dari 6 Menteri Baru Jokowi, Sandiaga Uno Paling Tajir
Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya mengatakan, penetapan tarif tertinggi itu telah disepakati Kemenkes bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Kemenkes dan BPKP menghitung sejumlah komponen untuk menentukan harga tertinggi, di antaranya pelayanan jasa, bahan, dan biaya administrasi.
Baca juga: Bareskrim Sebut 6 Anggota FPI yang Tewas Ditembak Polisi Belum Bersatus Tersangka
"Swab antigen dipercaya memiliki hasil yang lebih akurat daripada rapid test antibodi."
"Menurut kebijakan tersebut dilakukan untuk mencegah penularan virus Covid-19 selama libur panjang Natal dan Tahun Baru," ujar Azhar melalui keterangan tertulis, Jumat (18/12/2020).
Azhar menjelaskan, rapid test antigen merupakan tes cepat untuk mendeteksi keberadaan antigen virus SARS-CoV-2 pada sampel yang berasal dari saluran pernapasan.
Baca juga: Begini Alur Proses Vaksinasi Covid-19 di Kota Bekasi, 480.000 Warga Bakal Disuntik
Antigen akan terdeteksi ketika virus aktif bereplikasi.
Tes ini paling baik dilakukan ketika orang baru saja terinfeksi.
Karena, sebelum antibodi seseorang muncul untuk melawan virus yang masuk ke tubuh, ada peran antigen untuk mempelajarinya.
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di RI 18 Desember 2020: Pasien Positif Jadi 650.197, Usai Tambah 6.689 Orang
Keberadaan antigen itulah yang dideteksi.
Sementara, Direktur Pengawasan Bidang Pertahanan dan Keamanan BPKP Faisal mengatakan, penetapan harga rapid test antigen tersebut telah disepakati pihaknya bersama Kemenkes.
BPKP selaku lembaga audit internal negara akan melakukan pengawasan dan kontrol terhadap seluruh kegiatan yang berkaitan dengan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Baca juga: Wagub DKI Masih Bingung Kenapa Bisa Tertular Covid-19, Padahal Paling Disiplin Protokol Kesehatan
"Dalam melaksanakan pengawasan tersebut kami memperoleh informasi, termasuk pelaksanaan rapit test antigen swab ini."
"Karena itu sesuai dengan tugas yang sudah diamanahkan kepada BPKP."
"Kami akan melakukan pengawasan terhadap harga rapid test antigen," ucap Faisal.
Penerapan kebijakan wajib rapid tes antigen atau PCR dilakukan di Jawa dan Bali selama periode Natal dan Tahun Baru, 18 Desember 2020 sampai 8 Januari 2021. (*)