Anggaran sebanyak itu difokuskan untuk melanjutkan pembangunan satu juta sumur resapan di DKI Jakarta.
Pengerjaan sumur ini dimulai pada triwulan ketiga tahun 2020 sampai 2022 mendatang.
Targetnya, satu rukun tetangga (RT) terdapat 60 titik sumur resapan.
• MAKI Ungkap Brigjen Prasetijo Utomo Dapat Uang Terima Kasih 20 Ribu Dolar AS dari Tommy Sumardi
Rinciannya, 82.020 sumur resapan di 1.367 RT di wilayah Jakarta Pusat, lalu 428.160 sumur resapan di 7.136 RT di Jakarta Timur.
Kemudian, 311.940 sumur resapan di 5.199 RT Jakarta Barat, dan 364.620 sumur resapan di 6.077 RT di Jakarta Selatan.
“Di wilayah Jakarta Utara kami enggak bisa bangun karena kondisi tanahnya dangkal, jadi saat digali satu meter air muncul ke permukaan,” ungkapnya.
• Tak Setuju Pendidikan Militer untuk Mahasiswa, Dede Yusuf: Di Pramuka Sudah Diajarkan Bela Negara
Proyek terbesar kelima adalah revitalisasi pompa kewenangan DKI, sebagai pengendali banjir di lima wilayah kota administrasi DKI Jakarta.
Setiap tahun anggaran yang dikucurkan sebesar Rp 111 miliar, sehingga total anggaran selama tiga tahun mencapai Rp 333 miliar.
“Per tahun kami anggarkan Rp 111 miliar untuk biaya perawatan pompa dan pintu air, sehingga saat musim hujan turun akan bekerja lebih optimal,” paparnya.
• Tak Pernah Ditengok UNHCR, Pengungsi Asing di Kalideres Berunjuk Rasa di Tengah Pandemi
Berdasarkan catatannya, ada 382 pompa milik Pemprov DKI Jakarta yang tersebar di 148 lokasi.
Sedangkan pompa milik pemerintah pusat ada 10 unit yang tersebar di 30 lokasi.
Kata dia, pompa-pompa milik DKI harus direvitalisasi untuk mengantisipasi banjir sebagai dampak pembangunan polder yang belum diselesaikan sampai saat ini.
• Masuk Bawa Tas, Tommy Sumardi Keluar dari Ruang Kerja Jenderal Polisi dengan Tangan Kosong
Sebetulnya, DKI berencana membangun polder sejak awal tahun 2020, namun terkendala anggaran karena terkena refocusing penanganan Covid-19.
“Pembangunan polder sebetulnya prioritas kami di tahun 2020, tapi karena terkendala dengan anggaran (refocusing Covid-19) jadi tertunda."
"Namun untuk mengantisipasi banjir di tahun 2020 ini, kami membeli pompa 19 unit pompa mobile dengan kapasitas 500 liter per detik,” jelasnya.
• Beroperasi Normal, Samsat Jakarta Timur Bantah Tutup Kantor Akibat Covid-19
“Di sisi lain, kami juga harus merevitalisasi pompa, yaitu dengan melakukan servis sehingga bisa mengantisipasi banjir,” tambah Juaini.
Proyek keenam adalah pembangunan tanggul pengaman atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) sebesar Rp 55 miliar.
Rinciannya, Rp 50 miliar untuk konstruksi tanggul dan Rp 5 miliar untuk perencanaan.
• Ada Anggota Samsat Jakarta Timur Meninggal, Ditlantas PMJ Masih Tunggu Hasil Tes Swab
“Proyek terakhir pembuatan flood supporting information system (sistem informasi penunjang banjir) sebesar Rp 6,05 miliar."
"Untuk pembelian alat pengukur debit air, alat ukur curah hujan, dan kamera CCTV,” bebernya.
Dia menambahkan, bila seluruh anggaran ini dipecah selama tiga tahun, biaya terbesar dilakukan pada 2021.
• Deklarasi di Tugu Proklamasi, Ini 10 Jati Diri KAMI
Rinciannya pada tahun 2020 anggaran dialokasikan sebesar Rp 1,721 triliun, 2021 sebesar Rp 2,832 triliun, dan 2022 sebesar Rp 744,3 miliar.
“Dengan demikian bila ditotal secara keseluruhannya, alokasi penanggulangan banjir melalui dana PEN (pemulihan ekonomi nasional) dari pemerintah pusat sebesar Rp 5,297 triliun,” terangnya. (*)