WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (14/8/2020), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, Merdeka Belajar menjadi suatu teriakan revolusi dari Sabang sampai Merauke untuk pendidikan Indonesia yang makin berkualitas.
"Kita ingin esensi dan cepat dari filosofi Ki Hadjar Dewantara itu diterapkan dan dimiliki bersama, bukan hanya pada unit-unit pendidikan dari Sabang sampai Merauke, tapi dari masyarakat, semua orang tua mengerti esensi dari apa yang dimaksudkan Ki Hadjar Dewantara mengenai Merdeka Belajar," kata Nadiem Makarim.
Mendikbud Nadiem mengatakan, di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, memang sulit dan menjadi suatu tantangan yang luar biasa untuk mewujudkan Merdeka Belajar.
Video: Anggota DPRD Pasang Wifi Gratis di Permukiman Kumuh
Walaupun demikian, berbagai upaya dilakukan pemerintah agar pendidikan tetap berjalan optimal meski harus dalam pembelajaran jarak jauh.
Di antaranya terkait saluran penyiaran untuk mendukung kegiatan pendidikan dalam jaringan, kurikulum darurat, anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) "dimerdekakan".
• Wakil Ketua KPK Laporkan Putra Amien Rais ke Polisi Buntut Keributan di Maskapai Garuda
• Ditembak dari Belakang, Korban Penembakan di Kelapa Gading Sempat Berusaha Menyelamatkan Diri
Tujuannya, agar bisa digunakan untuk pulsa belajar siswa dan membeli alat untuk pendidikan jarak jauh, serta untuk persiapan protokol kesehatan.
"Dengan modul kurikulum yang telah kita buat ini bisa menjadi suatu kemerdekaan bagi orang tua yang sekarang, apalagi yang SD, untuk bisa mengimplementasikan berbagai macam modul di dalam rumahnya sendiri," ujarnya.
Mendikbud mengatakan, kemerdekaan dapat dimaknai:
- saat melakukan debirokratisasi di sistem pendidikan dan perguruan tinggi,
- saat memberikan kebebasan pada perguruan tinggi memilih spesialisasi yang diinginkan,
- saat membiarkan mahasiswa memanfaatkan satu tahun dari periode belajar reguler empat tahun untuk keluar dari kampus guna mencari pengalaman di dunia industri, di dunia nonprofit,
- serta melakukan program pertukaran ke tempat lain.
• Fakta Terbaru Penyebab Kebakaran Tambora Terungkap, Ternyata Bukan dari Korsleting Listrik
Kemerdekaan juga berarti saat memberikan berbagai macam fleksibilitas di kurikulum, sehingga anak-anak yang ketertinggalan masih bisa mengikuti kurikulum sesuai dengan kompetensi levelnya masing-masing.
Kemerdekaan adalah saat setiap guru diberikan hak untuk memasukkan kearifan lokal.
Menurut Mendikbud Nadiem, yang terpenting adalah kemerdekaan pemikiran agar anak-anak bangsa bisa berpikir secara merdeka dan tidak terjajah oleh pemikiran sempit, hoaks dan opini-opini yang tidak bertanggung jawab.
"Kemerdekaan itu adalah esensi dari merdeka belajar dan karena itu harus kita gaungkan filosofi ini dari Sabang sampai Merauke," tuturnya.
• Jalin Cinta Terlarang, Gadis 14 Tahun di Cengkareng Pergi dari Rumah Dibawa Kabur Duda 41 Tahun
Mendikbud Nadiem menuturkan, saat ini memang belum bisa dikatakan sudah "merdeka belajar".
Oleh karena itu, Merdeka Belajar digaungkan untuk memerdekakan otak anak-anak penerus bangsa, memerdekakan kesempatan ekonomi mereka pada saat mereka sudah keluar dari sekolah dan masuk ke dunia pekerjaan.
Selain itu, memerdekakan guru untuk bisa menentukan apa yang terbaik bagi level kompetensi dan minat dari anak-anaknya.
Serta, memerdekakan institusi-institusi pendidikan untuk berinovasi dan mencoba hal-hal yang baru.
• Seorang Pria Tewas Ditusuk di Warnet Duren Sawit, Pelaku Juga Melukai Saksi Lalu Melarikan Diri
AIPI: Konsep Merdeka Belajar tepat
Sebelumnya, Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Satryo Brodjonegoro menilai, konsep pendidikan Merdeka Belajar yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sudah tepat untuk kondisi di Tanah Air saat ini.
"Pendidikan Indonesia dituntut terus berbenah dan berubah lebih baik ke depannya. Termasuk menyangkut kemampuan pendidikan Indonesia untuk beradaptasi dengan kemajuan zaman," ujar Satryo dalam keterangannya di Jakarta, Senin (13/7/2020).
Dia menambahkan Nadiem merupakan sosok yang mempunyai kapasitas menciptakan terobosan ke arah pendidikan yang lebih baik.
• Rumah Balon Wakil Wali Kota Depok dari PKS Digeruduk Umat Kristiani, Ada Apa?
"Salah satu konsep (Merdeka Belajar) yang Nadiem lakukan , itu merupakan suatu terobosan. Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19, maka sangat perlu dilakukan Merdeka Belajar supaya capaian pendidikannya bisa diwujudkan," tambah dia.
Satryo menjelaskan, tanpa adanya gebrakan Merdeka Belajar, maka pendidikan Indonesia akan kerepotan dan kaku sehingga kesulitan untuk berkembang.
Menurut dia, saat ini tidak ada pilihan yang lebih baik ketimbang konsep Merdeka Belajar yang dicetuskan Nadiem.
Oleh sebab itu, guru kini diberikan keleluasaan mengeksplorasi kreativitasnya dalam pembelajaran, khususnya dalam situasi pandemi sekarang.
• Ini Gaji Gibran Rakabuming Per Bulan Jika Terpilih Sebagai Wali Kota Solo
"Dulu, guru sangat terbatas (ruang geraknya) dan tidak bisa berkreasi. Untuk saat ini, tidak ada pilihan (yang lebih baik)," terang dia.
Selain itu, Nadiem punya pekerjaan rumah yang perlu diubah, yaitu pola pikir jajaran di dinas pendidikan daerah dan juga di Kemendikbud sendiri.
"Jadi menurut saya sebagian besar masyarakat pendidikan setuju dengan yang digariskan oleh beliau (Nadiem). Arah sudah betul, program sudah baik, eksekusi memang perlu disempurnakan, dengan mengubah pola pikir jajaran Kemendikbud dan Dinas Pendidikan," kata Satryo.
Tidak lagi seperti zaman dulu, yang serba diatur, dihukum, dievaluasi.
• Lebanon Memasuki Lembah Krisis Baru
"Jadi semua harus serba cepat. Kita mesti mengubah paradigma sebelum pandemi dengan setelah pandemi Covid-19," ujar Satryo.
Saat ini, lanjut dia, merupakan waktu yang tepat bagi guru untuk aktif dan fleksibel menyesuaikan terhadap keadaan wilayah maupun aspek-aspek lainnya.
Oleh karenanya, konsep Mendikbud amat baik dan bersama guna kebaikan pendidikan Indonesia.
Begitu pula dengan konsep lain dari Nadiem yaitu Kampus Merdeka.
Satryo mengungkapkan, menghadirkan kemerdekaan yang sesuai dengan kapasitas dosen serta renjana mahasiswa. (Antaranews)