Melihat sorot matanya, saya tahu kali ini keinginannya tak bisa dibendung dengan berbagai alasan.
Selalu ada langkah pertama. Buat dia, ini kali pertama bersepeda jarak jauh lebih dari 50km.
Kami memang sudah lama membicarakan soal perjalanan jarak jauh bersepeda.
Saya minta ia bersabar, terus berlatih sambil main supaya makin mengenal sepedanya dan gaya bersepedanya.
Bagi saya sendiri, latihan-latihan atau main sepeda bersamanya itu jadi kesempatan juga untuk mengenal karakter dan gaya bersepedanya.
Saya lihat keseimbangannya tumbuh bagus dan ia cenderung berjalan lurus dengan sepedanya, tidak mudah oleng atau berjalan zigzag.
Tapi ia masih suka main kejutan dengan berkelok mendadak dan rem kuat sambil ngesot.
Selain keliling di sekitar kompleks perumahan Permata Hijau hampir setiap hari, terkadang kami bersepeda ke Gelora Bung Karno.
Pernah pula kami mencoba jarak yang lebih jauh yaitu ke Monas dan Kota Tua. Jaraknya pulang pergi dari rumah mencapai 28km.
Sejak di TK dulu Denali sudah saya kenalkan dengan perjalanan bersepeda dari rumah ke sekolah.
Sambil jalan saya perkenalkan titik-titik rawan dan apa yang harus dilakuannya saat di perempatan jalan, tikungan, penyeberangan, dan sinyal tubuh untuk berbelok atau tujuan lain.
Jadi, tidak ujug-ujug saya mengiyakan ajakannya untuk bersepeda jarak jauh.
Maka ketika ia mantap bersepeda ke Depok pun, saya tidak terlalu khawatir.
Persiapan
Saya ajak dia melakukan persiapan kecil sebelum jalan.