Tidak mempromosikan 'free sex'
Salah satu inisiatif untuk mengajarkan pendidikan seks bagi anak-anak muda datang dari Christopher Cornelius dan Kelvianto Rei, dua pria berusia 23 tahun di balik akun 'Jakarta Uncensored' di Youtube.
Dalam waktu empat bulan, kanal yang dibuat untuk mencerminkan realita pergaulan remaja di Jakarta tersebut, sudah mendapatkan 56 ribu 'subscribers' dengan penonton yang kebanyakan di antaranya berusia 23-30 tahun.
Christopher, akrab disapa Cepi, mengatakan pada awalnya terdapat keraguan dalam dirinya dan Kelvin untuk menjalankan kanal YouTube tersebut.
"Sebenarnya sudah lama mau membuat channel ini, tapi kami masih agak takut dengan komentar negatif. Karena segmen ini masih dibilang tabu di kalangan Indonesia," kata Cepi kepada Natasya Salim dari ABC News.
Namun, karena memiliki keprihatinan tentang beberapa remaja yang terpaksa harus menutup-nutupi aktivitas seksual mereka, keduanya memutuskan untuk membuat kanal tersebut.
"Alasannya berasal dari kekhawatiran kita, misalnya ada pasangan berhubungan seksual yang menutup-nutupi, padahal sudah jadi rahasia umum dan nanti akhirnya malah di-judge (dihakimi)."
Untuk menyasar pasar anak muda, kanal YouTuber tersebut menggunakan bahasa yang santai.
"Orang itu lebih nyaman kalau kami lebih mengobrol (dengan gaya) tongkrongan. Jadi kami bawa santai saja dan reaksinya lebih fresh. Karena kalau tidak, narasumber kami tidak mau terbuka."
Melalui kanal ini, mereka sudah membahas topik seputar kehidupan seksual para remaja di Jakarta, tren media sosial di tengah anak muda, serta topik-topik terkait anak muda lainnya, seperti masalah ras yang masih jadi pertimbangan saat memilih pasangan.
Reaksi yang diterima Cepi dan Kelvin dari acara mereka di YouTube beragam.
Mulai dari pujian dari penonton yang menghargai pentingnya pendidikan seks hingga komentar negatif dari generasi yang lebih tua berkaitan dengan agama.
Namun, Cepi yang berpendirian untuk tidak melakukan seks sebelum nikah, mengatakan akan terus melanjutkan kanal tersebut dan tidak takut jika malah dianggap mempromosikan seks bebas.
"Kami hanya menyorot realita yang terjadi. Justru makin ditutupi masalah ini tidak akan selesai. Dan kami yakin bahwa makin lama, netizen sudah semakin pintar dan mengerti maksud konten kami," katanya.
"Karena kebanyakan sudah menangkap maksud kami, bagaimana mau menyebarkan pesan free sex? Host-nya, Cepi, saja masih virgin (perjaka)."