WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengaku sejak awal sudah memaafkan penyiram air keras terhadap dirinya.
Namun, katanya, proses hukum harus berjalan sebagaimana mestinya.
"Serangan air keras kpd sy dr awal sdh sy maafkan. Tetapi proses hukum harus berjalan sebagaimana mestinya."
• Presiden Tidak Bisa Intervensi Kasus Novel Baswedan, Kalau Tidak Puas Bisa Ajukan Banding
"Krn bisa terjdi pd siapapun & mengancam orang2 yg berani berjuang & kritis demi bangsa/negara."
"Maka masyarakat harus bersuara, tdk boleh diam, agar hukum bisa berdiri tegak," tulis Novel Baswedan di akun Twitter @nazaqistsha, Selasa (16/6/2020).
Novel Baswedan juga tidak yakin kedua terdakwa yang kini disidang, adalah pelaku sebenarnya.
"Saya jg tdk yakin kedua org itu pelakunya."
"Ketika sy tanya penyidik dan jaksanya mrk tdk ada yg bisa jelaskan kaitan pelaku dgn bukti."
"Ketika sy tanya saksi2 yg melihat pelaku dibilang bukan itu pelakunya. Apalagi dalangnya?"
"Sdh dibebaskan saja drpd mengada2," cuitnya.
Mantan polisi ini pun sempat meminta Presiden Jokowi merespons tuntutan hukuman 1 tahun penjara kepada kedua terdakwa.
"Pak Presiden @jokowi, proses penegakan hukum hingga tuntutan 1 tahun thd penyerang saya, apakah seperti itu penegakan hukum yg bapak bangun atau ini ada rekayasa/masalah dibalik proses itu?"
"Sebaiknya bapak merespon agar ini jelas...," tulisnya.
Sebelumnya, Ronny Bugis, terdakwa penganiaya penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, dituntut pidana penjara selama 1 tahun.
• Dua Penganiayanya Cuma Dituntut Setahun Bui, Novel Baswedan: Rasanya Ingin Katakan Terserah
Dia terbukti melakukan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan luka berat seperti yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 353 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, sesuai dakwaan subsider Jaksa Penuntut Umum.