Saat itu Tutut sedang bertugas memimpin sidang organisasi donor darah dunia di Prancis dan London, Inggris.
Ketika itu ia menjabat sebagai Presiden Donor Darah Dunia.
Mendengar kabar lelayu itu, ia langsung kembali ke Jakarta.
• Dari 20 Juta Masker Kain yang Bakal Dibagikan Gratis 1,5 Juta Diantaranya Diproduksi Pemprov DKI
"Itulah perjalanan paling lama yang saya rasakan selama saya bepergian," ucapnya.
Suaminya menjemput Tutut di Singapura, dan langsung menuju Solo.
Jenazah ibunya sudah ada di sana.
• Warga Jakarta Diminta Waspada dan Tak Berpuas Diri Meski Kasus Baru Covid-19 Melambat
Setelah bertemu jenazah sang ibu, Tutut semobil dengan ayahnya, berangkat ke kompleks pemakaman di Giribangun.
Dalam perjalanan menuju makam, dengan suara yang dalam, tiba-tiba ayahnya bercerita mengenai detik-detik kepergian sang ibu.
“Ibumu pagi itu, mengeluh. 'Bapak, aku kok susah nafas yo.' Bapak tanya mana yang sakit bu."
• 59 Persen Pasien Covid-19 di Indonesia Laki-laki, Paling Banyak di Rentang Usia 30-59 Tahun
"Ibumu bilang, 'Ora ono sing loro (tidak ada yang sakit), mung susah nafas pak (hanya susah nafas pak).'"
"Bapak bertanya lagi, 'Dadanya sakit enggak bu.'”
"Ibumu berbisik, 'Ora ono (tidak ada)'."
• Politikus PDIP: Bubarin Aja Stafsus Milenial! Saya Muda Enggak Pernah Rampok Uang Rakyat
"Bapak rebahkan ibu dengan bantal yang agak tinggi."
"Karena ibumu susah nafasnya."
"Bapak panggil ajudan untuk segera menyiapkan ambulans."
• Tiga Kotak Amal Masjid di Pangkalan Jati Jakarta Timur Dibobol Saat Salat Berjemaah Ditiadakan