Pelecehan Seksual

MAHASISWI Jadi Korban Pelecehan di Kampusnya, Ini Pernyataan Rektor UI Prof Ari Kuncoro

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rektor UI Prof Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D saat ditemui di Makara Center, Universitas Indonesia, Depok, Rabu (25/9/2019).

Enam bentuk pelecehan seksual tersebut antara lain main mata, didekati dengan agresif terus menerus, dikuntit, disentuh, diraba, dan digesek-gesek dengan alat kelamin pelaku.

Postingan tersebut pun mendapat respon positif dari warga net.

Mereka berharap video pelecehan seksual di commuter line dapat menjadi pelajaran untuk menjaga diri.

"Hmmm.. semoga tak ada lagi kawan," tulis Imam Maliki.

"Langsung laporin aja. Percuma rekam doang tanpa ada tindakan," balas Fauzi.

Transportasi Umum

Dikutip dari voaindonesia.com; ketersediaan moda transprtasi umum baik konvensional maupun online ternyata belum menjamin keselamatan dan kenyamanan para penggunanya.

Hingga saat ini, pelecehan seksual masih terus terjadi di berbagai ruang publik, termasuk di transportasi umum.

Berdasarkan Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik yang dilakukan Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) tahun 2018 menunjukkan pelecehan seksual di transportasi umum mencapai 15,77 persen.

Angka tersebut katanya menjadi menempati posisi kedua setelah pelecehan di jalanan umum, yakni sebesar 28,22 persen.

Selain itu, diketahui dari sebanyak 46,80 persen dari 62.224 responden mengaku pernah mengalami pelecehan seksual di transportasi umum.

Anggota tim survei sekaligus relawan Lentera Sintas Indonesia, Rastra menjelaskan, berdasarkan survei diketahui sebanyak tiga dari lima perempuan serta satu dari 10 pria pernah mengalami pelecehan di ruang publik.

• Perempuan 13 Kali Lebih Rentan Alami Pelecehan Seksual di Ruang Publik Transportasi Umum dan Jalanan

• Oknum Pengemudi Ojek Online Ketahuan Lakukan Pelecehan Seksual Pada Wanita Ini Sepanjang Jalan

Fakta lainnya adalah perempuan 13 kali lebih rentan mengalami pelecehan seksual di ruang publik ketimbang laki-laki.

"Kalau kita lihat pelecehan di transportasi umum, laki-laki, perempuan, dan gender lain, yang paling tinggi itu, lima tertinggi, sama trennya," ungkap Rastra dalam jumpa pers di kantor Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan di Jakarta pada Rabu (27/11/2019).

"Pertama itu di bus, kemudian diikuti angkot dan KRL. Di posisi keempat dan kelima adalah ojek online dan ojek pangkalan atau kita menyebutnya ojek konvensional," tambahnya.

Halaman
1234

Berita Terkini