Baku Tembak dengan Polisi, Pimpinan KKB Abu Razak Tewas, Jenazahnya Dikebumikan di Paya Bakong
Seorang pimpinan KKB Abu Razak tewas saat baku tembak, yang diketahui Abu Bakar baku tembak dengan Polisi saat itu.
Seorang pimpinan KKB Abu Razak tewas saat baku tembak, yang diketahui Abu Bakar baku tembak dengan Polisi saat itu.
Alhasil, jenazah Tun Sri Muhammad Azrul Mukminin Al Kahar alias Abu Razak, dibawa pulang ke Desa Blang Ara, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, pada Jumat (20/9/2019) malam
Diketahui, jenazah Abu Razak dijemput keluarga di RSUD Teungku Chik Di Tiro, Sigli, Pidie Jaya, kemudian dibawa pulang menggunakan ambulans.
Sekitar 20.00 WIB, jenazah Abu Razak tiba di Blang Ara, kemudian dikebumikan di area pemakaman keluarganya saat itu.
• Dipermalukan Granada 0-2, Start Buruk Barcelona Sejak 25 Tahun, Suara Ganti Pelatih pun Muncul
• TERUNGKAP Mantan Ketua Gerwani yang Dianggap Sayap PKI Disiksa Selama 6 Tahun Penjara
• Tiga Pesawat Berputar-putar di Langit Kesulitan Mendarat di Bandara Pekanbaru
Seperti diberitakan sebelumnya, Abu Razak, pimpinan KKB tewas bersama tiga anggotanya dalam kontak tembak dengan polisi di jembatan Keude Tringgadeng, Pidie Jaya, Kamis (19/9/2019) sore.
Ayah dua anak ini ketika kecil berdomisili di Blang Ara.
Namun, ketika beranjak dewasa ia pindah ke Bintang Hue, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, lalu menikah dengan gadis asal Bireuen.
"Dia (Abu Razak) dikebumikan di sini (Blang Ara) sesuai dengan permintaannya dulu. Sebab, orang tuanya juga dimakamkan di sini," ujar Darman, kerabat Abu Razak, kepada Serambi, Sabtu (21/9/2019).
• Tiga Pesawat Berputar-putar di Langit Kesulitan Mendarat di Bandara Pekanbaru
• Gempa Bumi Tektonik Magnitudo 6,4 di Laut Banda Bukti Subduksi Banda Aktif
• Begitu Menggemaskan Ketika Jan Ethes Jalan Pagi Bersama Mbah Jokowi di Istana Bogor
Keuchik Blang Ara, Muhammad Usman, kepada Serambi menyebutkan, prosesi pemakaman Abu Razak selesai sekitar pukul 22.00 WIB.
Sang keuchik juga mengaku mengenal Abu Razak ketika kecil, karena selama ini ia tidak pernah tinggal di desa tersebut.
Menurutnya, Abu Razak kecil termasuk anak yang cerdas.
"Ketika kecil, dia termasuk anak yang kreatif dan cerdas. Ia pernah merakit sepeda dari kayu"
"Padahal jarang sekali anak seusianya ketika itu yang bisa merakit sepeda dari kayu," ujar keuchik.
Informasi yang diperoleh Serambi dari kalangan eks GAM menyebutkan, ketika konflik Abu Razak juga pernah merakit senjata menggunakan mesin bubut.
"Awalnya, dia kuliah di Pulau Jawa. Setelah pulang karena konflik, dia tidak balik lagi dan kemudian bergabung dengan GAM karena bisa merakit senjata," kenang seorang mantan GAM di Aceh Utara yang tak mau dituliskan namanya.