WAKIL Presiden Jusuf Kalla menuturkan, pemerintah memberikan perhatian besar pada pembangunan di Papua.
Ia menuturkan, setidaknya subsidi dan anggaran untuk pulau di timur Indonesia itu hampir mencapai Rp 100 triliun.
Menurut dia, pemerintah pusat tidak serta merta mengambil keuntungan besar dari sumber daya alam yang dihasilkan tanah Papua.
• Awal Bentrok di Asrama Mahasiswa Papua Versi Ormas di Surabaya: Cuma Ini Tegakkan Merah Putih
Dia mengungkapkan, anggaran itu jauh lebih besar ketimbang pajak dari gas dan royalti PT Freeport Indonesia yang hanya sekitar Rp 20 Triliun.
"Pemerintah memberikan anggaran, pembangunan, subsider hampir Rp 100 triliun," ujar JK, ditemui di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019).
"Jadi Papua itu disubsidi habis, besar-besaran dibanding dengan apa yang diperoleh pajak pokok," ungkapnya.
• Dituding Jadi Pemicu Kerusuhan di Papua Barat, Ormas di Surabaya: Ada yang Melintir di Media Sosial
Ia menegaskan, pemerintah tak hanya melihat Papua dari sisi ekonomi, melainkan juga membangun tanah Papua.
"Dari sisi ekonomi, banyak yang mengira pemerintah ini banyak mengambil dari Papua, benar juga."
"Tapi untuk diketahui, semua penghasilan besar itu Freeport dan gas itu kurang lebih 20 T pajak royaltinya."
• Gerindra Sebut Harga Cabai di Arab Lebih Murah dari Indonesia, Lalu Nilai Pindah Ibu Kota Pencitraan
"Untuk dipahami saja seperti itu, pemerintah membangun Papua itu luar biasa," sambung Jusuf Kalla.
Selain itu, pemerintah juga telah memberikan otonomi penuh di Papua maupun Papua Barat.
JK mencontohkan, kepala daerah di Papua mutlak harus orang Papua, sedangkan di daerah lain orang luar bisa mencalonkan diri sebagai kepala daerah.
• Siap Gantikan Airin, Benyamin Davnie Tak Ingin Cuma Kasih Ikan kepada Warga Tangsel
"Teman-teman di Papua bisa jadi gubernur di Jakarta, Jawa Barat."
"Tapi orang Jakarta, Jabar dan lain-lain, jadi Gubernur Papua enggak bisa. Itu otonomi politiknya luar biasa," ucap JK.
Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, Papua Barat kembali memanas. Aksi pembakaran dan perusakan fasilitas umum mewarnai demonstrasi di Fakfak, Papua Barat, Rabu (21/8/2019).
• Gubernur Papua Barat Sebut Gedung DPRD Sudah Terbakar Saat Demonstran Tiba, Ada yang Menunggangi
Dikutip dari Antaranews.com, demonstran membakar kios yang ada di Pasar Fakfak dan jalan menuju pasar.
Kepala Bidang Humas Polda Papua AKBP Mathias Krey mengatakan, aparat kepolisian dan TNI sudah berada di lokasi demonstrasi untuk melakukan pengamanan.
• Awal Bentrok di Asrama Mahasiswa Papua Versi Ormas di Surabaya: Cuma Ini Tegakkan Merah Putih
"Anggota Brimob dijadwalkan dikirim ke Fakfak untuk membantu mengamankan wilayah tersebut," katanya saat dihubungi dari Jayapura, Papua.
Sebelumnya, kerusuhan pecah di Manokwari Papua Barat, Senin (19/8/2019).
• Ali Mochtar Ngabalin: Orang Papua Sebetulnya Penyejuk dan Penyayang
Arus lalu lintas lumpuh total, Gedung DPRD dibakar.
Akibat aksi ini, ruas jalan tersebut lumpuh total.
• Kibarkan Bendera 1.014 Meter Persegi di Dasar Teluk Manado, WASI Bikin Rekor Baru
Bahkan, sejumlah toko-toko dan bank pemerintah tutup.
Tampak sejumlah aparat berada di titik lokasi, untuk mengamankan situasi.
Karo Ops Polda Papua Barat Kombes Moch Sagi mengatakan, situasi Manokwari secara umum masih aman dan terkendali.
• Satpol PP Usir Nelayan Tak Lama Setelah Anies Baswedan Sebut Pulau Reklamasi Milik Indonesia
“Belum ada penetapan status siaga satu untuk Manokwari. Kita masih berkomunikasi agar aksi ini tidak anarkis,” ujarnya.
Hingga pukul 08.00 WIT, akses jalan Yos Sudarso di perempatan lampu merah Sanggeng, Jalan Trikora Wosi dan beberapa tempat lain masih diblokade warga.
Kompas TV melaporkan, dalam kerusuhan itu, massa membakar Gedung DPRD Papua Barat.
• Anies Baswedan: Persatuan dan Kebersamaan Adalah Hasil Usaha, Harus Diperjuangkan
Dalam tayangan Kompas TV terlihat api bercampur kepulauan asap menyelimuti gedung wakil rakyat di Papua Barat.
Kontributor Kompas TV, Budi Setiawan melaporkan, akibat pembakaran gedung DPRD Papua Barat, sejumlah ruas jalan ditutup.
Salah satunya adalah jalan utama di daerah itu, Jalan Yos sudarso.
• Prabowo Subianto: Partai Gerindra Perjuangkan Pemindahan Ibu Kota Sejak 2014
Menurut Budi, peristiwa berawal dari aksi protes warga atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur.
Massa kemudian menyampaikan protes dengan menyebar ke sejumlah jalan sambil membawa senjata tajam dan spanduk sebagai bentuk protes.
Sebagian massa yang membawa senjata tajam menebang pohon untuk membuat blokade jalan.
• SALUT! Di Bawah Hujan Deras dan Kabut Tebal, Anak-anak Papua Tetap Kibarkan Merah Putih
Aparat aparat keamanan berusaha membbubarkan aksi massa. Sebagian berjaga di objek vital seperti bank, pusat perbelanjaan, dan lainnya.
"Sejumlah ruas jalan ditutup setelah pembakaran Gedung DPRD ini," kata Budi melaporkan ke Kompas TV.
Pantauan Kompas.com, sejumlah ruas jalan yang diblokade adalah Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi, dan jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari.
• Ini Pesan Pedas Ahok untuk Para Pejabat di Hari Kemerdekaan ke-74 RI
Sebelumnya, sejumlah organisasi masyarakat (ormas) terlibat bentrok dengan mahasiswa penghuni asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/8/2019).
Aksi tersebut dipicu oleh informasi yang menyebutkan bahwa oknum mahasiswa diduga telah merusak bendera merah putih dan membuang ke selokan.
Polisi terpaksa menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar asrama, dan 43 orang diamankan petugas untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
• HUT ke-74 RI, Rizal Ramli Sebut Nasionalisme Indonesia Sekadar Slogan dan Romantika
Berikut ini fakta lengkapnya:
1. Sejumlah kelompok ormas mendatangi asrama mahasiswa asal Papua, karena diduga sengaja mematahkan bendera Indonesia dan membuangnya ke selokan.
Muhammad, salah satu perwakilan massa, mengatakan, di grup-grup WhatsApp banyak beredar foto oknum mahasiswa Papua diduga mematahkan tiang bendera merah putih.
• Kasatpol PP DKI Jakarta Sempat Salah Sebut Usia RI Saat Jadi Komandan Upacara di Pulau Reklamasi
"Di satu grup (WhatsApp) bendera merah putih dipatah-patahkan dan dibuang di selokan. Saya lihat (foto) itu di grup Aliansi Pecinta NKRI," kata Muhammad.
Menurutnya, saat massa tiba di asrama, bendera merah putih sudah terpasang kembali di depan halaman.
2. Mahasiswa bantah rusak bendera
• Ini Sosok Gadis Manis Pembawa Baki Bendera Saat HUT ke-74 RI di Istana
Dorlince membantah penghuni asrama merusak bendera merah putih yang terpasang di depan asrama.
"Sebenarnya kalau perusakan bendera itu tidak. Karena tadi pagi sampai tadi siang, (bendera merah putih) itu masih terpasang," kata Dorlince dihubungi melalui telepon, Jumat (16/8/2019).
Menurut Dorlince, kesalahpahaman itu berawal pada siang harinya.
• Hadiri Upacara HUT ke-74 RI di Istana, Maruf Amin Tampil Tanpa Sarung
Beberapa mahasiswa Papua, termasuk dirinya, keluar asrama untuk membeli makanan.
Namun, saat kembali ke asrama, tiang beserta bendera Indonesia sudah tidak ada di asrama tersebut.
"Setelah kembali, memang benderanya tidak ada. Tapi opini yang digiring di luar sana itu, kami (dituduh) merusak bendera dan sejenisnya. Sementara kami sendiri tidak tahu," ujar dia.
• Upacara di Pulau Reklamasi, Anies Baswedan: Ini Lahan Milik Republik Indonesia
3. Penjelasan mahasiswa terkait aksi petugas
Dorlince mengatakan, pada pukul 15.20 WIB saat asrama dipadati ormas, aparat keamanan diduga merusak pagar asrama dan mengeluarkan kata-kata rasisme.
"Tentara masuk depan asrama disusul lagi Satpol PP lalu merusak semua pagar. Mereka maki kami dengan kata-kata rasis," kata Dorlince.
• Soal Pemindahan Ibu Kota, Fadli Zon: Uangnya dari Mana? Jangan Sampai Mengundang Keterlibatan Asing
Akibatnya, kata dia, sejumlah kelompok ormas yang memadati asrama turut bersikap reaksioner dengan melemparkan batu ke dalam asrama.
"Kami terkurung di aula. Ormas, tentara, dan Satpol PP masih di luar pagar, belum masuk," ujar dia.
4. Dobrak pintu dan tembakan gas air mata
• Jokowi Sindir Kebiasaan Pejabat Studi Banding ke Luar Negeri, Begini Reaksi Fadli Zon
Sebanyak 43 mahasiswa Papua dibawa ke Mapolrestabes Surabaya setelah polisi menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar Asrama Mahasiswa Papua, Sabtu (17/8/2019) sore.
Puluhan mahasiswa Papua tersebut diangkut paksa dan dimasukkan ke dalam truk oleh aparat kepolisian dari asrama mereka di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur.
Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata mengatakan, mahasiswa Papua tersebut dibawa untuk kepentingan pemeriksaan.
"Saat ini (mereka), kami ambil keterangan di Polrestabes Surabaya, seluruhnya ada 43 (mahasiswa Papua yang ditangkap)," kata Leo, di Asrama Mahasiswa Papua, Sabtu. (Rina Ayu)