Berita Video

VIDEO: Kawasan Pintu Utama TM Ragunan, Area Tujuan Wisata yang Tidak Memiliki Trotoar

Penulis: Feryanto Hadi
Editor: Ahmad Sabran
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Taman Margasatwa Ragunan masih menjadi destinasi wisata favorit bagi masyarakat dalam mengisi hari libur Tahun Baru 2019, Selasa (1/1/2019).

Taman Marga Satwa Ragunan (TMR) menjadi lokasi wisata favorit bagi warga DKI Jakarta dan sekitarnya. Setiap pekan, kawasan itu dikunjungi ribuan hingga puluhan ribu orang. Apalagi saat momentum tertentu, jumlah pengunjung bisa berlipat ganda.

Dampak akibat banyaknya kendaraan pengunjung menyebabkan kepadatan lalulintas di kawasan itu, bahkan kemacetan sering tak terelakkan.

Penyebabnya adalah antrean kendaraan pengunjung yang hendak masuk ke kawasan parkir TMR. Ditambah lagi para pengunjung lainnya yang berjalan di area jalan, lantaran tidak adanya akses trotoar.

Seperti yang terjadi pada Minggu (7/7), dimana lalulintas menuju arah Ragunan stuck. Kemacetan bahkan mengular sampai kawasan Jalan TB Simatupang dan banyak orang menggutarakan kekesalan atas kemacetan itu di sosial media.

Pantauan Warta Kota pada Senin (8/7), jalur pedestrian dari arah TB Simatupang menuju arah gerbang TMR terputus sekitar 200 meter.

Di sisi timur, pagar milik Badan Diklat Kejaksaan RI hampir rapat dengan ruas jalan, hanya terpisah oleh sedikit saluran air. Sementara, di sisi baratnya nyaris tak ada ruang untuk pejalan kaki karena tertutup oleh tempat usaha.

Sementara itu, di depan pagar TMR mengarah ke barat atau di depan Kantor Kelurahan Ragunan, juga tak tersisa ruang bagi pejalan kaki.

Di sana para pejalan kaki banyak yang melintas di jalan raya.

Warga Jakarta, Delvi (32) menyebut, masalah trotoar di kawasan TMR seolah luput dari perhatian Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini Dinas Bina Marga. Ia yang sering berkunjung ke kawasan itu mengaku miris, padahal semestinya penataan dilakukan dengan serius mengingat TMR menjadi salah satu icon wisata yang juga dikunjungi oleh rombongan dari luar daerah bahkan wisatawan mancanegara.

"Kawasan depan Ragunan terlihat semrawut kalau pas ramai pengunjung. Orang-orang berjalan bercampur kendaraan karena memang akses pedestrian buruk sekali. Belum lagi ditambah pemandangan pedagang yang menurut saya kurang ditata dengan baik," ujar Delvi warga Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin (8/7/2019).

VIDEO: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Serahkan Jenazah Sutopo ke Keluarga

VIDEO: Konjen Ghuangzou Ceritakan Hari-hari Terakhir Sutopo

VIDEO: Jenazah Sutopo Purwo Nugroho Tiba di Bandara Soekarno Hatta

Kurang tertatanya lokasi sekitar TMR dikatakannya bisa menjadi citra buruk wajah ibukota. Para pengunjung dari luar kota akan berpikiran bahwa pemangku kepentingan yang berwenang tidak becus dalam melakukan pengelolaan terhadap tempat wisata, karena melihat kurangnya fasilitas pejalan kaki yang menyebabkan orang-orang tumpah ke jalan. Delvi meminta, supaya Pemprov DKI lebih bisa tanggap terhadap masalah-masalah tersebut.

Padahal, di sisi lain Taman Marga Satwa Ragunan kini menempati peringkat kedua tempat wisata yang dikelola Pemprov DKI dari sisi kunjungan atau di bawah Wisata Ancol.

Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memang berencana melakukan revitalisasi TMR karena desain tempat wisata itu dinilai sudah ketinggalan zaman.

Bahkan, dua bulan lalu digelar sayembara mendesain kawasan TMR berhadiah total miliaran rupiah.

Sayembara tersebut, digelar untuk memperbaharui atau menata ulang kawasan wisata Taman Margasatwa Ragunan agar menjadi lebih menarik dan berkelas dunia.

Tetapi, revitalisasi hanya disebutkan berfokus untuk area wisata saja. Sementara, area di luarnya atau di sekitar pintu gerbang utama, belum mendapatkan perhatian.

Hal ini ditegaskan oleh Lurah Ragunan, Sihpurwanti kepada Warta Kota bahwa penataan di luar area TMR tidak masuk dalam paket revitalisasi tersebut. "Sepertinya tidak," ujar Purwanti.

Purwanti mengaku pihak kelurahan sudah pernah mengajukan kepada pihak terkait untuk membuat akses trotoar di samping pagar Badan Diklat Kejaksaan RI. Namun, hingga kini tidak ada respon atas permintaan itu.

"Saya usulnya saluran air yamg sisi timur yang di Kejaksaan, di atasnya ditutup agar bisa untuk pejalan kaki. Belum ada respon," kata dia.

Ia pun menegaskan hingga saat ini belum mendengar rencana akan dibuatnya jalur pedestrian di depan area TMR. "Belum ada rencana. Karena perlu pelebaran jalan," ungkapnya.

Berita Terkini