"Tapi kamus sains, itu (hoax) jelas sekali kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat. Jadi jangan kita berpikir itu alami, dengan tujuan lucu-lucuan," ujar guru besar ekonomi yang dikenal dekat Presiden Joko Widodo alias Presiden Jokowi ini.
Rhenald pun menambahkan, ada orang yang menjadi korban karena hoax, tetapi ada juga orang yang menikmati, memelihara, dan bahkan memperoleh dana karena hoax.
Padahal hoax sesungguhnya adalah ancaman nyata.
Kasus yang terjadi di Inggris yang keluar dari Uni Eropa atau Brexit, kata Rhenald Kasali, juga karena terpengaruh hoax.
• Tren Mengurangi Botol Plastik, Perusahaan Minuman Kesulitan Mencari Botol Kaca
• Jadwal Live 8 Besar Piala Presiden Dimulai Kamis (28/3): Jadwal Persebaya-Tira Persikabo Dimajukan
• Lagu Baru Dirilis, Pedangut Pendatang Baru Ini Dituding Menjiplak Single Hits Band Bagindas
"Inggris diracuni hoax. Kalau ikut Uni Eropa maka setiap minggu akan keluarkan 50 juta poundsterling untuk biayai para pengungsi dan lain sebagainya. Maka, strateginya keluar dari Uni Eropa, Brexit," ujar Rhenald.
Saat ini, Inggris menghadapi kondisi sulit karena setelah pilih Brexit, mereka tetap mengeluarkan 350 juta pounsterling per minggu.
Di samping itu, industri-industri kemudian meninggalkan negara tersebut, sehingga menjadikan negara tersebut lumpuh secara ekonomi.
"Begitulah mereka yang ingin berkuasa selalu lemparkan hoax dengan tujuan tertentu. Apalah ini dibayar oleh dalam negeri, ini kan kaki tangan juga ini cyberwar. Kasus di Inggris, sekarang sedang dicoba di Italia yang sedang resesi, juga di Perancis," ujar Rhenald Kasali.
Penjelasan Rhenald Kasali kemudian ditutup dengan peringatan agar kita semua tidak menyesal di kemudian hari seperti Nabi Adam, seperti Inggris, hanya karena hoax.
Penjelasan Rocky Gerung soal hoax
Rocky Gerung ketika diberi kesempatan berbicara, langsung memulainya dari pernyataan Rhenald Kasali.
"Karena you sebut tadi, dalam ilmu pengetahuan hoax itu jahat. Asal usul hoax itu pertama kali dalam sejarah ilmu pengetahuan ketika profesor fisika namanya Alan Sokal menulis sebuah artikel di sebuah majalah sosial denga nama samaran," ujar Rocky Gerung.
Siapa Alan Sokal yang dimaksudkan Rocky Gerung. Alan Sokal adalah profesor fisika di New York University dan profesor matematika di University College London.
Tulisan Alan Sokal di jurnal Social Text, jurnal ternama di Amerika Serikat, itu lalu dipuji-puji oleh redakturnya tanpa tahu itu bohong.
"Jadi, hoax dari Alan Sokal itu untuk menguji apakah redaktur yang bergensi itu punya otak apa tidak, ternyata tidak punya otak. Kita ajukan ujian ini kepada kekuasaan, ternyata kekuasaan bereaksi negatif dan artinya ini kekuasaan tidak berpikir," kata Rocky Gerung.
Rocky menambahkan, "Yang kedua Anda sebut, ini pekerjaan iblis, lalu yang janjikan Rp 50 juta buat rakyat Lombok itu presiden atau iblis."