HASTO Kristiyanto, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin, menanggapi aksi meretas running text Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas).
Ia menilai, tindakan untuk kepentingan dukungan kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu, tak punya rasa kemanusiaan.
Sebab, menurut Hasto Kristiyanto, Puskesmas adalah fasilitas layanan kemasyarakatan.
• Ahmad Syaikhu: Kalau Ditolak Semuanya, Sama Aja Tidak Ingin Ada Wakil Gubernur di DKI Jakarta
"Mereka yang meretas puskesmas itu tidak punya rasa kemanusiaan. Yang seharusnya dipakai untuk melayani pasien yang sakit, mereka pun tega-teganya meretas itu. Tindakan biadab," tegas Hasto Kristiyanto, di sela Safari Kebangsaan X di Blangpidie, Aceh Barat Daya, Kamis (7/3/2019).
Sekjen PDI Perjuangan ini pun bisa memastikan bahwa model kampanye lewat bajak-membajak dan fitnah-memfitnah, bukan model kampanye Jokowi-Maruf Amin.
Meretas running text Puskesmas, katanya, menunjukkan politik yang menghalalkan segala cara.
• Sebut Andi Arief Cuma Korban, Fadli Zon Salahkan Pemerintah karena Gagal Berantas Narkoba
"Penyebabnya pasti karena survei selalu mengunggulkan Jokowi-Maruf Amin, sehingga muncul berbagai kegiatan sampai meretas," tutur Hasto Kristiyanto.
Soal survei, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru mereka, terkait elektabilitas capres-cawapres, satu bulan menjelang Pilpres 2019.
Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan, elektabilitas kandidat nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin masih unggul dibandingkan kandidat nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
• Nasib Dua Cawagub DKI di Tangan 71 Anggota DPRD, Bisa Terpilih Atau Malah Sebaliknya
Hasil survei LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Jokowi-Maruf Amin sebesar 58,7 persen, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 30,9 persen, suara tidak sah 0,5 persen, dan belum menentukan pilihan 9,9 persen.
Lantaran pakai model surat suara, maka ada asumsi surat suara yang tidak sah.
"Jokowi-Amin masih unggul dari Prabowo-Sandi dengan selisih tetap sekitar 20 persen, tapi masih ada sisa waktu 40 hari," kata Ardian Sopa di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).
• Fahri Hamzah Bilang Petahana Bisa Kalah Gara-gara Kasus Andi Arief, Kok Bisa?
Ardian Sopa juga menyebut, temuan survei ini sebenarnya sudah bisa menggambarkan hasil Pemilu Pilpres 2019 sebenarnya pada 17 April nanti.
Sebab, selisih capres 01 dan capres 02 masih terpaut jauh, sementara pemungutan suara tinggal sebulan.
"Kalau dilihat dari tren ini, pertarungan sudah selesai. Kalau dari lihat tren, tetapi namanya politik itu bisa berubah," jelas Ardian Sopa.
• Survei Terbaru LSI Denny JA: Jokowi-Maruf Amin 58,7 Persen, Kata Pengamat Pertarungan Sudah Selesai
Survei terbaru itu digelar pada 18-25 Februari 2019, terhadap 1.200 responden yang dipilih dengan multistage random sampling, menggunakan metode surat suara.
Metode pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini 2,9 persen.
Sebelumnya diberitakan, layar tulisan berjalan atau running text di Puskesmas Srondol, Semarang, Jawa Tengah, membuat heboh para pengunjung dan pasien yang datang, Senin (4/3/2019) lalu.
Sebab, running text tersebut yang biasanya bertuliskan tips dan program-program kesehatan, berganti menjadi ajakan untuk memilih pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"hacked by: Sir.Kz0L|-L4EFY-| Ha Ha in Your System :v Pilih No. 2 PRABOWO SUBIANTO-SANDIAGA UNO," begitu tulisan yang tertera di display.
Selain ajakan memilih pasangan nomor urut 02, teks tersebut berlanjut dengan ajakan untuk meng-unsubscribe YouTuber Atta Halilintar.
• Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu: Yang Bilang Kafir Saya Tempeleng, Masuk Neraka Urusan Tuhan
Hal itu diunggah oleh seorang netizen di Instagram dengan akun @hananto.nusa.p, yang kemudian di repost oleh @portalsemarang.
Ketika dikonfirmasi Tribunjateng.com, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dr Widoyono mengatakan, tulisan itu diretas oleh orang tak bertanggung jawab.
“Tulisan itu muncul selama satu setengah jam, dari pukul 8.30 hingga 9.00 WIB. Setelah mengetahui itu, kami turunkan dan matikan (running text),” ungkapnya.
• Partai Demokrat: Indonesia Masih Butuh Pikiran Andi Arief
“Kami masih belum bisa mengetahui siapa dalang di balik peretasan tersebut. Running text diduga diretas menggunakan Wi-Fi atau suatu jaringan tertentu. Kami sendiri juga belum begitu paham cara kerjanya,” imbuh Dr Widoyono.
Langkah selanjutnya, Dr Widoyono akan merapatkan hal tersebut, apakah nantinya pihaknya akan melaporkan ke kepolisian atau tidak. (Fransiskus Adhiyuda)