Bone Memas! Kronologi Ribuan Warga Lakukan Aksi Hingga Jebol Pagar Kantor Bupati

Massa pengunjuk rasa membubarkan diri, sementara aparat kembali ke halaman kantor Bupati Bone, Sulawesi Selatan, Rabu, (20/8/2025).

Editor: Joanita Ary
Instagram @andreli_48
TOLAK KENAIKAN PAJAK -- Ribuan warga yang terdiri dari mahasiswa masyarakat memadati halaman dan ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani di depan Kantor Bupati Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (19/8/2025) siang, untuk menuntut pembatalan kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang dinilai melonjak hingga 300 persen. 

WARTAKOTALIVECOM, Bone -- Ribuan warga dan mahasiswa Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, turun ke jalan menolak kebijakan yang mereka sebut sebagai kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 300 persen.

Unjuk rasa ribuan warga yang menuntut pembatalan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan - Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) yang berujung bentrok fisik tak terkendali antara pengunjuk rasa dengan aparat gabungan, akhirnya berhenti pada Rabu, (20/8/2025) pukul 00.30 WITA.

 Bentrokan ini berhenti akibat guyuran hujan deras yang melanda.

Massa pengunjuk rasa membubarkan diri, sementara aparat kembali ke halaman kantor Bupati Bone, Sulawesi Selatan, Rabu, (20/8/2025).

Berikut kronologi lengkap demo Bone

Ribuan massa pengunjuk rasa yang dipimpin oleh seorang aktivis kampus, Rafly Fasyah, melakukan konsentrasi di Alun-Alun Lapangan Merdeka Watampone sejak pukul 10.00 WITA Selasa, (19/8/2025).

Pada pukul 13.15 WITA, ribuan massa kemudian melakukan long march dari Lapangan Merdeka Watampone ke kantor Bupati, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Macanang, Kecamatan Taneteriattang Barat.

Kantor Bupati Bone yang telah dipagari kawat berduri serta 1.000 aparat gabungan TNI-Polri dan Satpol yang melakukan pengamanan, membuat pengunjuk rasa terpaksa menggelar panggung orasi di depan kantor Bupati sekaligus memblokade jalur trans Sulawesi dengan tameng manusia.

"Pemerintah harus mendengarkan aspirasi masyarakat yang dengan suka rela datang ke sini untuk meminta agar kenaikan pajak segera dibatalkan," kata Rafly Fasyah, jenderal lapangan dalam orasinya.

Pada pukul 17.00 WITA, massa pengunjuk rasa mulai geram lantaran Bupati Bone, Andi Asman Sulaeman, enggan menemui pengunjuk rasa dan memilih kabur.

Akibatnya, suasana unjuk rasa yang awalnya berjalan tertib dan lancar berubah menjadi aksi saling lempar menggunakan botol kemasan air mineral. Massa pengunjuk rasa bahkan berhasil menjebol pagar kawat berduri hingga merubuhkan pagar kantor Bupati.

Pada pukul 19.00 WITA, ribuan massa berhasil masuk ke halaman kantor Bupati dan melakukan orasi.

Sejumlah pejabat yang melakukan dialog tak berhasil, lantaran pengunjuk rasa bersikeras agar bupati dan wakil bupati melakukan dialog langsung dengan pengunjuk rasa.

Massa pengunjuk rasa yang marah kemudian berupaya merangsek masuk ke dalam gedung kantor Bupati, namun dihalangi oleh aparat.

Massa pengunjuk rasa kemudian berhasil dihalau keluar dari halaman kantor Bupati menggunakan armada water cannon serta tembakan gas air mata.

Kemudian seperti dilansir dari Kompas.com bentrokan fisik pun tak terhindarkan di Jalan Ahmad Yani, di mana massa pengunjuk rasa terbagi menjadi dua, yakni di sisi timur dan sisi barat Jalan Ahmad Yani.

Bentrokan yang tak terkendali ini pun berpindah ke empat lokasi, yakni di sisi timur Jalan Ahmad Yani, Jalan MT Haryono, Jalan Wahidin Sudirohusodo, serta Jalan Hos. Cokroaminoto.

Pada pukul 22.30 WITA, pemerintah melalui plt Sekretaris Daerah (Sekda) mengumumkan secara resmi penundaan kenaikan PBB-P2 setelah mendapat petunjuk dari pusat.

 "Setelah kami mencermati dan berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk dari Bapak Bupati, Bapak Wakil Bupati, dan termasuk dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), tadi kami sempat berkomunikasi, akhirnya pimpinan menyampaikan kepada kami untuk menunda dan melakukan evakuasi secara total terkait kenaikan pajak tersebut," kata Andi Saharuddin, plt Sekda Bone, dalam siaran persnya di hadapan awak media.

Meski penundaan pajak tersebut telah resmi diumumkan, bentrok yang tak terkendali terus meluas dan mengakibatkan sejumlah petugas dan pengunjuk rasa terluka. Puluhan pengunjuk rasa ditangkap.

Bentrokan ini pun berakhir pada pukul 00.30 WITA Rabu, (20/8/2025), tepat saat hujan deras mengguyur.

Massa pengunjuk rasa di berbagai titik langsung membubarkan diri, sementara aparat gabungan kembali ke halaman kantor Bupati.

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved