Berita Jakarta
Perahu Cilung Berbahan Daur Ulang Jadi Penanda Banyaknya Sampah di Kali Jakarta
Jumlah botol air mineral bekas yang dipakai sebagai bahan pelapis rangka perahu berjumlah ribuan buah dengan variasi yang berbeda-beda.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah
WARTAKOTALIVE.COM, KEMBANGAN — Festival Cinta Lingkungan (Cilung) yang bertujuan untuk menampilkan kreasi perahu apung dari bahan daur ulang, seakan menjadi penanda banyaknya sampah di sepanjang kali Jakarta.
Pasalnya, sejumlah Unit Pengelola Sampah (UPS) Badan Air yang ditugaskan dalam festival tersebut, memanfaatkan sampah botol air mineral bekas dari hasil mengeruk di kali untuk menghias perahu dalam berbagai bentuk.
Tak main-main, jumlah botol air mineral bekas yang dipakai sebagai bahan pelapis rangka perahu berjumlah ribuan buah dengan variasi yang berbeda-beda.
Seperti di UPS Kembangan misalnya, Masjidi selaku petugas yang bertanggungjawab membuat perahu Cilung, mengumpulkan lebih dari 3.000 buah botol air mineral bekas yang didaur ulang.
Bahkan, kursi dan meja yang diletakkan Masjidi di kabin perahu sebagai konsep rumah Betawi, didapatkannya dari hasil mengeruk di kali.
Sementara di UPS Cengkareng, tim menggunakan lebih dari 4.000 buah botol air mineral bekas.
Kepada Warta Kota, Masjidi bercerita jika setiap harinya ia bisa mengangkut sampah hingga 6 kubik.
Selama lima tahun bekerja, berbagai sampah sudah pernah ia lihat. Mulai dari sampah besar seperti kayu, kawat, springbed, hingga mayat manusia.
Sehingga menurutnya, membuat perahu berbahan daur ulang tidaklah sulit lantaran hampir seluruh sampah mengapung di kali.
"Kalau untuk sampah, sangat banyak lah kalau untuk di kali ya, namanya kali. Di saat banjir apalagi, di saat air kiriman datang," kata Masjidi saat ditemui di Jalan Kembang Sakti, Kembangan, Jakarta Barat, Senin (11/8/2025).
Masjidi menyampaikan, sampah-sampah kali sebagian dibawa ke bank sampah untuk dipilah dan dibersihkan.
Sementara sisanya yang tidak layak, dibuang sebagai sampah.
"Yang masih layak, yang masih ada kotoran dicuci, karena itu kan lumpur kali," katanya.
"Sehari bisa 4 kubik, bisa 6 kubik gitu dan bervariasi sampahnya karena kan di sungai kita tidak menentukan sampah botol, sampah plastik, sampah rumput, sampah daun, sampah dahan-dahan kayu, ranting. Itu membaur semua namanya di sungai," imbuhnya.
Pramono Klaim jadi yang Pertama di Tingkat Pemprov, DKI Jakarta Laporkan APBD ke Publik |
![]() |
---|
Terungkap Sosok Pelaku yang Sediakan Tim Pengintai Penculikan Kepala Cabang Bank BUMN |
![]() |
---|
Kasus Campak Jakarta Barat Meningkat, Kelurahan Kapuk Jadi yang Tertinggi |
![]() |
---|
Refund Tiket Kereta Api Kini Tak Repot Lagi, Bisa Online Lewat Aplikasi KAI Access |
![]() |
---|
Lalamove Ride Tumbuh, UMKM Tanah Abang dan Kebayoran Baru Ikut Bergerak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.