Perang Israel vs Palestina

Gawat, Netanyahu Putuskan Israel Duduki Penuh Gaza, Pembantaian diprediksi Menggila, Dunia Mengecam

PM Israel Benyamin Netanyahu mengambil keputusan penting, menduduki penuh Gaza, Palestina, Konsekuensinya, pembantaian ditingkatkan.

Editor: Valentino Verry
BRENDAN SMIALOWSKI / AFP
DUDUKI GAZA - PM Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa pihaknya menduduki secara penuh jalur Gaza, karena itu warga Palestina yang masih ada akan dihabisi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Perang Israel melawan Hamas tampaknya makin parah, karena keluarnya keputusan baru dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin (4/8/2025) waktu setempat.

Berdasarkan ulasan Kompas.com yang mengutip  i24NEWS, The Jerusalem Post, Channel 12, dan Ynet, Netanyahu mengagetkan dunia karena mengambil keputusan yang sangat sensitif yakni menduduki Jalur Gaza secara penuh.

Keputusan ini tentu sangat disayangkan, karena pelanggaran HAM akan makin menggila.

Baca juga: Viral Foto Remaja di Gaza Hanya Memiliki Bb 25 Kg Akibat Blokade Israel

Sebab terbuka tentara Israel melakukan perluasan operasi militer Israel ke seluruh wilayah kantong Gaza, termasuk ke area-area yang diduga menjadi lokasi penahanan para sandera oleh Hamas. 

Imbasnya, pembantaian terhadap warga Palestina yang masih tinggal di jalur Gaza bisa makin parah.

Sebab, data dari otoritas kesehatan Gaza, perang yang terjadi sejak Oktober 2023 ini telah memakan korban jiwa lebih dari 60.930 orang warga Palestina, termasuk sedikitnya 18.430 anak-anak. 

Sementara itu, pihak Israel menyebut masih ada 49 sandera yang ditahan Hamas, 27 di antaranya diyakini telah meninggal dunia.

Baca juga: Gereja Katolik Satu-satunya di Gaza Hancur Dibom Israel

Sejumlah media Israel sepertimelaporkan keputusan tersebut pada Senin (4/8/2025), menjelang digelarnya pertemuan kabinet perang Israel keesokan harinya. 

“Keputusan telah dibuat,” ujar Amit Sega, analis politik senior Channel 12, mengutip seorang pejabat senior di kantor Netanyahu yang tidak disebutkan namanya. 

“Hamas tidak akan membebaskan lebih banyak sandera tanpa penyerahan diri sepenuhnya, dan kami tidak akan menyerah," lanjutnya.

"Jika kami tidak bertindak sekarang, para sandera akan mati kelaparan dan Gaza akan tetap berada di bawah kendali Hamas,” tambah Amit Sega, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (5/8/2025). 

MALNUTRISI GAZA-Viral foto-foto seorang remaja di Palestina yang mengalami malnutrisi hingga menyisakan berat hanya 25 kg pada Sabtu (2/8/2025).
MALNUTRISI GAZA-Viral foto-foto seorang remaja di Palestina yang mengalami malnutrisi hingga menyisakan berat hanya 25 kg pada Sabtu (2/8/2025). (istimewa)

Langkah ini langsung menuai kecaman dari pihak Palestina

Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut rencana tersebut sebagai ancaman serius dan meminta komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan guna mencegah implementasinya. 

Kantor Netanyahu sendiri belum memberikan tanggapan resmi atas permintaan komentar yang diajukan Al Jazeera terkait laporan tersebut. 

Rencana pendudukan penuh atas Gaza muncul di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel, agar membuka akses lebih luas bagi bantuan kemanusiaan. 

Jumlah korban sipil terus bertambah, sementara pasokan kebutuhan pokok semakin terbatas di wilayah yang telah terkepung selama hampir dua tahun. 

Menurut laporan dari otoritas kesehatan Gaza, sedikitnya 74 warga Palestina tewas dalam serangan Israel pada Senin, termasuk 36 orang yang tengah mengantre bantuan. 

PERANG - Israel kembali menyerang sebuah sekolah di jalur Gaza hingga menewaskan dan melukai tujuh orang dalam sehari.
PERANG - Israel kembali menyerang sebuah sekolah di jalur Gaza hingga menewaskan dan melukai tujuh orang dalam sehari. (Istimewa)

Netanyahu juga tengah menghadapi tekanan domestik yang semakin besar untuk mengamankan pembebasan para sandera yang masih ditahan Hamas. 

Rekaman terbaru menunjukkan kondisi dua tahanan Israel yakni Rom Braslavski dan Evyatar David yang tampak dalam keadaan sangat lemah dan kekurangan gizi. 

Pada hari yang sama, Netanyahu menegaskan kembali target utama pemerintahannya dalam perang ini, yakni melenyapkan Hamas dan membebaskan seluruh sandera. 

“Kita harus terus bersatu dan berjuang bersama untuk mencapai semua tujuan perang kita, mengalahkan musuh, membebaskan sandera kita, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” ujarnya dalam rapat kabinet. 

Petinggi Hamas, Osama Hamdan, menyatakan, Israel bertanggung jawab atas nyawa para sandera yang masih ditahan. 

Ia juga menuduh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya bersikap pasif terhadap kekejaman yang dilakukan Israel di Gaza

“Pemerintahan Netanyahu memikul tanggung jawab penuh atas nyawa para tawanan karena sikap keras kepala, arogansi, dan penolakannya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, serta eskalasi perang pemusnahan dan kelaparan terhadap rakyat Palestina,” kata Hamdan. 


Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved