Berita Nasional

Beras Curah Diubah Jadi Beras Premium, Amran Sulaiman: Ini Tidak Beradab

Mentan Amran Sulaiman mengungkapkan praktik curang dalam pengemasan beras yang dinilainya lebih parah daripada sekadar beras oplosan.

TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro
BERAS OPLOSAN - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan praktik curang dalam pengemasan beras yang dinilainya lebih parah daripada sekadar beras oplosan. Amran Sulaiman saat diwawancarai awak media di Kawasan Jambe, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (7/11/2024). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan praktik curang dalam pengemasan beras yang dinilainya lebih parah daripada sekadar beras oplosan.

Dalam program Rosi di KompasTV, Kamis (17/7/2025), Amran menyebutkan, ada pihak yang mengemas langsung beras curah menjadi beras premium atau medium tanpa proses penyaringan atau pencampuran.

"Oplos adalah beras curah dicampur (dengan premium), kemudian (dijual) menjadi premium," kata Amran Sulaiman.

Baca juga: Cara Mengenali Beras Hasil Oplosan, Ini Penjelasan Pakar Teknologi Industri Pertanian IPB University

"Tapi ada lagi di atas beras oplos, yang menurut saya ini tidak beradab," lanjutnya.

Menurutnya, pelaku hanya mengemas ulang beras curah tanpa peningkatan kualitas, tetapi menjualnya sebagai produk premium.

Dari praktik itu diperoleh keuntungan besar dari selisih harga yang bisa mencapai Rp 3.000 hingga Rp 5.000 per kilogram.

Baca juga: Waspada, Bahaya Mengintai bila Mengkonsumsi Beras Oplosan Setiap Hari

Amran mengibaratkan praktik tersebut seperti menjual emas 18 karat tetapi dilabeli 24 karat.

"Emas ada kan 24 karat, harganya Rp 1 juta katakanlah, kemudian emas 18 karat, harganya Rp 600.000, nah ini emas 18 karat, ditulis 24 karat," kata Amran.

Meski praktik oplosan ini tidak berbahaya bagi kesehatan, lanjut dia, namun merugikan perekonomian negara.

Baca juga: Kementan Sebut Hasil Uji Lab Sampel Beras Food Station Tak Sesuai Mutu

Ia menyebut pelaku mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan merugikan konsumen dan negara.

"Mencari keuntungan sebesar-besarnya itu merugikan negara dan juga merugikan konsumen," ujar Amran.

Pemerintah mencatat adanya penurunan harga beras premium di sejumlah ritel modern setelah temuan praktik oplosan tersebut mencuat.

Hasil Investigasi

Temuan beras oplosan berasal dari hasil investigasi gabungan antara Kementerian Pertanian, Satgas Pangan Polri, Kejaksaan Agung, dan instansi lainnya.

Sampel diambil dari berbagai jalur distribusi, termasuk supermarket, dan minimarket ternama.

Amran menyampaikan, hasil investigasi menunjukkan sebanyak 212 merek beras tidak memenuhi standar mutu.

Baca juga: Soal Beras Oplosan Food Station, Sugiyanto Minta Pramono Ambil Langkah Tegas

Pelanggaran mencakup ketidaksesuaian berat kemasan, komposisi campuran, dan label kualitas.

Bahkan, ada yang menjual kemasan 5 kg, padahal hanya berisi 4,5 kg.

Terbaru, sebanyak 26 dari 212 merek beras diketahui mengakui praktik pengoplosan berdasarkan laporan Kepolisian dan Kejaksaan Agung RI.

Baca juga: Daftar 26 Merek Beras yang Diduga Tidak Sesuai Regulasi, Satgas Pangan Periksa 22 Orang

"Kami menyurati Pak Kapolri dan Kejaksaan Agung," ujar Amran dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (16/7/2025).

Dalam wawancara di KompasTV, Amran menegaskan, langkah pengungkapan kasus ini bukan sekadar mendapat restu dari Presiden Prabowo, tetapi merupakan perintah langsung dari Kepala Negara.

Pernyataan ini mempertegas dukungan politik tingkat tinggi terhadap upaya penindakan praktik curang dalam distribusi beras.

Pemerintah ingin menjamin keamanan pangan, keadilan bagi konsumen, serta menjaga stabilitas ekonomi nasional.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beras Curah Disulap Jadi Premium, Mentan: Ini Bukan Sekadar Oplosan, tapi Penipuan"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved