pendidikan

Pakar Kritik Dedi Mulyadi Soal 50 Siswa Satu Kelas, Ini Dampak Buruknya

Di Jawa Barat kini satu kelas bisa diisi oleh 50 siswa untuk sekolah negeri. Kebijakan dari Dedi Mulyadi itu menuai kritik.

Editor: Valentino Verry
Kompas.com/Dian Erika
KEBIJAKAN BARU - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bartu saja mengeluarkan kebijakan soal sekolah negeri boleh mengisi satu kelas 50 siswa, ternyata menuai kritik. Menurut pakar pendidikan, lebih banyak dampak buruknya. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi belum lama ini mengeluarkan kebijakan soal jumlah siswa dalam satu kelas.

Yakni dalam satu kelas sekolah negeri di Jawa Barat kini diisi 50 siswa.

Tentu ini jumlah yang sangat banyak, dan akan berdampak besar pada proses belajar mengajar.

Dedi Mulyadi sendiri membuat kebijakan ini didasari pada realita agar tak ada anak di Jawa Barat yang tak bisa sekolah, mengingat biaya di sekolah swasta cukup mahal.

Baca juga: Depan Dedi Mulyadi dan Andra Soni, Pramono Ingatkan Soal Korupsi agar tak Tergoda

Akibat kebijakan itu, kini banyak sekolah swasta di Jawa Barat yang kekurangan siswa.

Lalu, bagaimana pandangan pakar pendidikan terkait kebijakan tersebut?
 
Bukik Setiawan, ahli psikologi dan juga pakar pendidikan, menyebutkan banyak dampak negatif dari kebijakan itu, ketimbang positifnya.

Dilansir dari Kompas.com, Pemprov Jabar juga akan segera membangun ruang kelas baru agar jumlah murid bisa lebih ideal. 

Akan tetapi, banyak yang menilai bahwa solusi sementara ini memiliki dampak serius terhadap kualitas pembelajaran di sekolah negeri. 

Baca juga: Ikuti Arahan Dedi Mulyadi, Besok Seluruh Sekolah di Kabupaten Bekasi Wajib Masuk Pukul 06.30 WIB

Misalnya kelas yang tidak kondusif dan kemunculan penyalahgunaan kebijakan, seperti manipulasi kuota. 

Bukik Setiawan turut menyampaikan pendapatnya terkait isu ini. 

Menurutnya, kebijakan yang diutarakan oleh Gubernur Jawa Barat itu memiliki dampak, salah satunya dari sisi psikologis para murid. 

“Bukan karena guru tidak mampu bicara di depan 50 orang, tapi karena belajar bukan sekadar mendengar ceramah," ucapnya pada Kompas.com, Selasa (15/7/2025). 

"Belajar itu soal saling mengenal, bertanya, berdiskusi, mencoba, bahkan salah lalu memperbaiki,” imbuhnya.

Berdasarkan pemaparan Bukik, berikut adalah dampak yang berpotensi muncul pada para siswa jika kebijakannya diimplementasikan: 

KRITIK - Pakar pendidikan Bukik Setiawan mengritik kebijakan Dedi Mulyadi soal satu kelas diisi 50 siswa.
KRITIK - Pakar pendidikan Bukik Setiawan mengritik kebijakan Dedi Mulyadi soal satu kelas diisi 50 siswa. (kompas.id)

Semakin banyak yang tertinggal 

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved