Kapal Tenggelam

Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Ada di Kedalaman 49 Meter, Ini Rangkaian Prosedur Pengangkatannya

Pengangkatan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada kedalaman 49 meter akan segera diupayakan dengan berbagai prosedur.

Kompas.com/Dok. TNI AL
KAPAL TENGGELAM - Gambaran bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di kedalaman 49 meter di Selat Bali. Pengangkatan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam akan segera diupayakan dengan berbagai prosedur. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali sudah diketahui dengan posisi berada di kedalaman 49 meter. 

Berbagai prosedur pengangkatan bangkai kapal pun disiapkan untuk mengevakuasi KMP Tunu Pratama Jaya dari dasar Selat Bali setelah tenggelam, Rabu (2/7/2025). 

Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno mengungkapkan ada beberapa prosedur yang harus disiapkan sebelum proses pengangkatan. 

Hal tersebut disampaikan usai bangkai kapal terdeteksi kamera bawah air TNI AL pada Sabtu (12/7/2025). 

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah koordinasi dengan berbagai pihak sebelum pengangkatan bangkai kapal yang tenggelam. 

"Langkah pertama, KSOP berkoordinasi dengan operator kapal terkait pengangkatan bangkai kapal dan administrasi secara tertulis sudah dilakukan," kata Eko, Minggu (13/7/2025).

Selanjutnya, Distrik Navigasi Tanjung Perak Surabaya akan mengeluarkan pemberitahuan maritim kepada seluruh masyarakat. 

Khususnya pengguna laut di Selat Bali, yang melintasi area referensi 8, yaitu titik di mana bangkai kapal berada.

Nantinya akan diberikan penandaan sehingga masyarakat dapat menghindari aktivitas di area tersebut agar posisi bangkai kapal terlihat lebih jelas.

"Agar tidak melakukan kegiatan di posisi tersebut seperti labuh jangkar atau memindah tanda posisi," tambahnya.

Baca juga: Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Bergeser 1 Kilometer, Pasokan Listrik Pulau Bali Dalam Bahaya

Eko juga mengungkapkan bahwa dinas perhubungan terkait akan mengirimkan tim teknis untuk menyusun proses evakuasi, guna meminimalisasi hambatan. 

Hal ini penting mengingat arus Selat Bali yang cukup kuat, yang mampu menyeret bangkai KMP Tunu Pratama Jaya sejauh 3,9 kilometer dari titik awal lokasi kecelakaan kapal (LKK).

Sebelumnya, TNI AL berhasil menemukan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) melalui pemindaian bawah air.

Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II, Laksma TNI Endra Hartono, menjelaskan bahwa bangkai kapal ditemukan pada Sabtu (12/5/2025) menggunakan KRI Spica.

"Kami mencoba beberapa kali pemindaian di bawah air di titik diduga KMP Tunu Pratama Jaya. Kami melihat nama dan bagian bawah kapal," ujar Endra.

Untuk memastikan temuan tersebut, percobaan dilakukan hingga empat kali, dan TNI AL meyakini kondisi badan kapal dari bagian bawah serta mengambil gambar lebih detail. 

Langkah selanjutnya, TNI AL akan melaksanakan perambuan pada titik referensi 8 untuk keamanan navigasi dan pelayaran di Selat Bali.

"Jarak dari LKK ke lokasi (objek) sejauh 3,9 kilometer," tambahnya.

Saat ini, TNI AL telah melakukan pengambilan sampel bawah air yang akan menjadi bahan referensi bersama tim gabungan untuk menentukan langkah kerja lanjutan.

Baca juga: Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali Ditemukan Terbalik di Kedalaman 49 Meter

Pasokan Listik Pulau Bali

Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali mengancam pasokan listrik di Pulau Bali. 

Awalnya Senior Manager Pemeliharaan Transmisi PT PLN Unit Induk Transmisi (UIT) Jawa Bagian Timur dan Bali, Inda Puspanugraha menceritakan adanya pergeseran lokasi bangkai KMP Tunu Pratama Jaya

Berdasarkan penelusuran, bangkai kapal diduga sudah bergeser sejauh 1 kilometer dari titik awal laporan kecelakaan kapal (LKK). 

Hal ini dikatakan Inda saat jumpa pers bersama Basarnas di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Rabu (9/7/2025). 

Kondisi tersebut mengakibatkan bangkai kapal berdekatan dengan kabel laut yang selama ini memasok listrik ke Pulau Bali. 

"Saat kejadian awal, posisi kapal 1,3 km dari kabel laut. Saat ini jarak (kapal) dari kabel laut (sejauh) 30 meter," kata Inda.

Untuk itu pemantauan secara berkala dari hari ke hari terus dilakukan PLN untuk memastikan kondisi kapal tidak mengganggu kabel laut yang dampaknya dapat mengurangi pasokan listrik ke Pulau Bali. 

PLN juga berupaya untuk memastikan segala proses pencarian bangkai KMP Tunu Pratama Jaya tidak berdampak pada kerusakan kabel laut.

Sehingga PLN dapat yakin pasokan listrik ke Bali berjalan dengan baik.

"Pasokan listrik ke Bali saat ini masih berjalan normal, tapi kami masih melakukan pola waspada. Kami belum tau dampaknya kondisi kapal terhadap kapal laut kami," tuturnya. 

PLN juga meminta pihak-pihak terkait yang melakukan proses pencarian dan penyelamatan di sekitar kabel laut untuk terus berkoordinasi. 

Koordinasi intens diperlukan sebab jarak objek berdekatan dengan kabel laut yang memiliki daya sangat besar mencapai 150 kilovolt.

"Yang perlu dipertimbangkan adalah faktor safety saat Basarnas melakukan evakuasi kepada korban dan sebagainya. Intinya kami harap tetap berkoordinasi, bukan hanya faktor keselamatan tapi karena memang ini jalur listrik ke Pulau Bali," kata dia.

Ditambahkan Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, objek diduga bangkai KMP Tunu Pratama Jaya berada di titik referensi antara titik 4 dan 7.

Jarak masing-masing titik berkisar 124 meter, namun kedua titik berjarak sangat dekat dengan kabel bawah laut yaitu 30 meter.

"Data yang kami miliki mudah-mudahan valid dan bisa kami laporkan ke jajaran pimpinan sehingga langkah kami lebih tepat lagi," tuturnya.

Saat ini, bantuan pemindaian bawah air dari KRI Spica milik TNI AL telah dilakukan dan hasil pemindaian hari ini diharapkan dapat dirilis esok hari untuk memverifikasi data yang telah dikumpulkan.

(Kompas.com/Fitri Anggiawati)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved