Kapal Tenggelam

Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Diduga di Kedalaman 60 M Selat Bali, Banyak Penumpang tak Tercatat

Tim SAR gabungan menemui titik terang, melihat adanya objek menyerupai bangkai KMP Tunu Pratama Jaya di kedalaman 60 meter Selat Bali.

Editor: Valentino Verry
istimewa
KAPAL TENGGELAM - Tim SAR gabungan KMP Tunu Pratama Jaya yang membawa 53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan tenggelam di Selat Bali. Kini, Tim, SAR gabungan menemukan objek di dasar Selat Bali yang menyerupai kapal itu. 

Panglima Komando Armada II Surabaya, Laksamana Muda TNI I Gung Putu Alit Jaya, menyebut KRI Pulau Fanildo tiba di perairan Banyuwangi pada Sabtu malam sekitar pukul 20.00 WIB. 

Lebih lanjut, Laksamana Muda Alit menambahkan bahwa KRI Pulau Fanildo memiliki alat ROV yang memungkinkan visualisasi langsung dari dasar laut. 

"Dengan ROV ini bisa mengambil visual di dasar laut di titik datum yang diduga KMP Tunu Pratama Jaya," katanya.

Di tengah proses pencarian korban dan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam, terungkap fakta sejumlah penumpang ternyata tidak terdata dalam manifes.

Mantan penjaga loket di Pelabuhan Ketapang,  Banyuwangi, Jawa Timur, Febri (25), mengungkapkan alasan mengapa banyak penumpang KMP yang tidak terdaftar dalam manifes.

Ia mengungkapkan, penumpang lebih memilih membeli tiket kapal melalui calo atau di pinggir jalan karena lebih cepat.

Mereka enggan membeli tiket secara resmi, atau lewat aplikasi resmi Ferizy, karena dirasa merepotkan.

Akibatnya, calo-calo itu hanya memasukkan nama singkat penumpang, alih-alih identitas lengkap.

Padahal, identitas lengkap penting untuk keperluan klaim asuransi dan pendataan resmi manifes.

"Sebagian besar orang tidak mau memesan sendiri. Mereka lebih suka beli tiket dari calo atau pinggir jalan karena merasa lebih cepat," ungkap Febri.

Tak hanya persoalan calo tiket, proses verifikasi di jalur masuk pelabuhan juga tidak sesuai prosedur.

Menurut Febri, proses verifikasi tidak dilakukan terhadap semua kendaraan.

Parahnya, banyak pengguna jasa yang memberikan data palsu atau tidak lengkap kepada petugas.

"Misalnya mobil isinya enam orang, tapi dibilang cuma tiga. Jadi cuma tiga yang disuruh tunjukkan KTP," kata Febri.

Sebelumnya, dilaporkan sebanyak 10 penumpang KMP Tunu Pratama Jaya tidak diketahui nama maupun alamat lengkapnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved