Demonstrasi

Massa Kembali Kepung Pabrik Yamaha Musik di Cikarang, Manajemen Pusing Karyawannya Tak Bisa Bekerja

Susi menjelaskan, aksi demo di depan pabrik Yamaha Music merupakan akses utama lalu lintas di kawasan industri.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Muhammad Azzam
DEMO BURUH/ Massa buruh kembali menggelar aksi unjuk rasa di PT Yamaha Music Manufacturing Asia (YMMA) di Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Kamis (3/6/2025). 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI---- Massa buruh kembali menggelar aksi unjuk rasa di PT Yamaha Music Manufacturing Asia (YMMA) di Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Kamis (3/6/2025).

Aksi unjuk rasa sudah kesekian kali digelar mulai Oktober 2024. Lalu, Maret 2025 aksi digelar berhari-hari.

Kemudian aksi demo kembali dilakukan pada Senin, 23 Juni 2025 dan hari ini kembali ada pada Kamis (3/7/2025).

Tiap kali aksinya, massa buruh itu kerap menutup akses jalan di depan PT Yamaha Music.

Kondisi itu tentu menganggu karyawan lain yang bekerja di kawasan industri MM2100 Cikarang.

Tak hanya itu, akses lalu lintas masuk ke pabrik PT Yamaha Music pun ditutup sehingga menganggu aktivitas perusahaan.

"Iya sangat menganggu tentu ya, silahkan demo tapi jangan sampai menutup akses lalu lintas," kata Susi (45), karyawan di salah satu perusahaan di kawasan industri MM2100 Cikarang pada Kamis (3/7/2025).

Susi menjelaskan, aksi demo di depan pabrik Yamaha Music merupakan akses utama lalu lintas di kawasan industri.

Sehingga, adanya aksi itu sangat menganggu terlebih hingga menutup jalan.

"Harusnya malah engga boleh demo, karena ini kan objek vital nasional ya. Setahu saya ada aturannya, bikin susah si begini," katanya.

Manajer General Affair YMMA, Kartiyono mengungkapkan, aksi demo membuatnya kelimpungan.

Sebab, aksi demo ini tak hanya membuat kerugian bagi perusahaan.

Akan tetapi juga bagi karyawan yang juga sebetulnya sesama buruh atau pekerja.

Karena, tiap kali aksi massa buruh selalu menutup akses keluar masuk pabrik hingga mencegah karyawan yang masuk maupun pulang kerja.

"Ketika kepulangan secara situasi itu kami melihat banyak sekali karyawan yang resah, karena depan gerbang penuh dengan massa aksi ya. Apalagi saya sering ketemu teman-teman punya anak kecil ya butuh masukkan ASI, punya anak kecil pasti ingin buru-buru pulang tapi ditahan," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved