Bahlil “Kesal” Sebut: Tambang di Negara Maju Bebas Ekploitasi, Knapa Tambang RI Malah Dikecam

Bahlil Lahadalia kembali menuai sorotan publik dengan pernyataan tegasnya soal tudingan terhadap Indonesia dalam mengelola sumber daya alam (SDA).

|
Editor: Joanita Ary
Kompas TV
RAJA AMPAT -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat tidak berlangsung di kawasan wisata utama seperti Pulau Piaynemo. Dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis (5/6/2025), Bahlil menjelaskan bahwa tambang nikel yang dikelola oleh PT Gag Nikel berada di Pulau Gag, yang berjarak sekitar 30 hingga 40 kilometer dari destinasi wisata tersebut. 

WARTAKOTALIVECOM -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kembali menuai sorotan publik dengan pernyataan tegasnya soal tudingan terhadap Indonesia dalam mengelola sumber daya alam (SDA).

Dalam pidato di Jakarta Geopolitical Forum IX, Selasa (24/6/2025), ia menyindir keras pihak-pihak yang menentang pengelolaan SDA oleh negeri ini.

“Mereka kan punya hutan banyak juga, mereka punya tambang juga banyak, pada saat itu negara mereka belum maju seperti sekarang,” ungkap Bahlil, mengacu pada negara-negara maju saat membangun industrinya pada era 1940-an hingga 1960-an

Seperti dilansir dari Kompas.com menurut Bahlil, eksploitasi SDA yang menyebabkan kerusakan lingkungan saat itu justru lebih parah, namun tak ada protes atau tekanan serius dari masyarakat global.

“Pertanyaan saya: siapa yang memprotes mereka di saat itu? Tapi sekarang ? ada yang merasa terganggu. Ada apa di balik itu?” jelasnya.

Pernyataan yang dilontarkan Bahlil  sebagai bentuk pembelaan terhadap kebijakan hilirisasi SDA yang saat ini menjadi fokus pemerintah.

Bahlil mengakui ada tekanan dan kritik, sebagian besar datang dari kelompok asing atau LSM.

Namun, ia menilainya sebatas serangan geopolitik untuk menggagalkan kemandirian industri nasional.

Selain itu ia juga menegaskan bahwa hilirisasi, termasuk tambang nikel hingga pembangunan smelter dan industri baterai dan bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga langkah mempertahankan kedaulatan nasional.

 “Ini yang ditakuti oleh beberapa negara lain,” tegasnya

Namun di sisi lain, polemik pelaksanaan tambang, terutama di kawasan Raja Ampat, kian memanas.

Di Sorong, Papua Barat Daya, Bahlil disambut kerumunan massa dan aktivis lingkungan yang berteriak “Bahlil Penipu”.

Mereka mencurigai ada empat perusahaan tambang di sana, bukan hanya satu PT Gag Nikel yang disebut menteri, para warga adat mendesak agar aspirasi mereka diakomodasi

Sikap tegas para aktivis makin meluas setelah Bahlil meninggalkan Bandara DEO Sorong lewat pintu belakang, yang kemudian memicu kemarahan warga yang berharap dialog langsung bersama sang menteri

Melihat dinamika ini, Bahlil menegaskan pemerintah akan tetap mengedepankan verifikasi lapangan, meninjau kembali izin-izin tambang terkait, sambil melanjutkan program hilirisasi secara objektif dan bertanggung jawab

Dengan pernyataan yang mengguncang dan aksi publik di lapangan.

Bahlil memposisikan dirinya di tengah tekanan nasional dan internasional sebagai garda depan perubahan ekonomi dan simbol perlawanan terhadap tekanan asing.

 

Sumber: KOMPAS
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved