SNBP 2025

Anak Kuli Kayu di Kecamatan Malalak Sumbar Diterima di ITB, Warga Patungan untuk Biaya Keberangkatan

Devit Febriansyah (18), siswa SMAN 1 Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), bahagia diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

Editor: Sigit Nugroho
Tangkap layar IG @santosoim
DITERIMA DI IPB - Orangtua Devit Febriansyah (18), siswa SMAN 1 Bukittinggi, Sumatra Barat (Sumbar) menangis saat rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Tata, datang ke rumahnya untuk beritahu Devit lolos ke ITB. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Devit Febriansyah (18), siswa SMAN 1 Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, setelah mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.

Orangtua Devit tahu anaknya diterima di ITB setelah rektor ITB, Prof Tata, datang ke rumahnya di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Tata datang untuk memberitahukan kepada orangtua Devit bahwa anaknya diterima di ITB.

Devit menjadi satu dari tiga pelajar di Sumbar yang masuk ITB melalui jalur SNBT 2025.

Ia menjadi satu-satunya warga di Kecamatan Malalak yang berhasil masuk ITB.

Baca juga: Sebanyak 915 Siswa Lolos ke UPN "Veteran" Jakarta Lewat Jalur SNBP

Warga setempat bangga dengan pencapaian Devit, karena berasal dari keluarga yang sederhana.

Julimar, ibunda Devit bekerja sebagai tukang sisir kayu manis.

Sementara ayah Devit, Doni Afrijal, bekerja sebagai kuli angkut kayu manis.

Penghasilan orangtua tidak menentu, namun derajat mereka solah terangkat setelah Devit diterima di ITB.

Kkegigihan Devit menimba ilmu membuat Tata dan istrinya rela datang ke rumah mereka di Sumbar.

Bahkan dalam instagram @satosoim, ia sampai diarak warga bersama sang rektor di lereng Gunung Singgalang, Sumatera Barat.

Baca juga: Viral Mobil Listrik BYD Seal di Palmerah Jakbar Terbakar, Ini Analisa Ahli ITB

"Devit ITB, Devit ITB," begitulah seruan dari para warga.

Doni yang berada di barisan depan sejajar dengan Devit dan Tata mengepalkan tangannya ke atas ketika seruan tadi berbunyi.

Doni terharu didatangi Tata dan tangannya terus mengusap air mata yang tumpah. 

Kepada Tata, Devit bercerita ingin membelikan rumah untuk kedua orangtuanya lantaran selama ini tempat berteduh mereka masih menumpang ke orang lain.

Baca juga: Tokoh Buruh Desak Polisi Segera Bebaskan Mahasiswi ITB yang Bikin Meme Prabowo-Jokowi Kissing

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved