Dedi Mulyadi Siap Jadi Ayah Asuh Anak Korban Longsor Gunung Kuda: "Mereka Tidak Akan Sendirian"

Gubernur Jawa Barta Dedi Mulyadi Siap Jadi Ayah Asuh Anak Korban Longsor Gunung Kuda: "Mereka Tidak Akan Sendirian"

Editor: Joanita Ary
KOMPAS.com/Muhamad Syahri Romdhon
LONGSOR GUNUNG KUDA - Lokasi tanah longsor Cirebon, tepatnya di Gunung Kuda (Galian C), Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, pada Jumat (30/5/2025). 

WARTAKOTALIVECOM, CIREBON — Di tengah reruntuhan tanah dan batu yang masih menyisakan jejak duka, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berdiri tegar namun penuh empati.

Pada Sabtu (31/5/2025), Dedi mengunjungi lokasi longsor di kawasan tambang Gunung Kuda, Kecamatan Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon.

Dalam suasana yang masih diselimuti kesedihan mendalam, Dedi membuat pernyataan yang menggugah banyak hati dimana ia menyebut siap menjadi ayah asuh bagi anak-anak yang kehilangan orang tua mereka dalam tragedi ini.

Musibah longsor yang menimpa kawasan tambang rakyat Gunung Kuda beberapa hari lalu telah menghilangkan nyawa sejumlah pekerja tambang.

Di balik angka-angka korban, ada kehidupan yang berubah selamanya, terutama bagi anak-anak yang kini menyandang status yatim atau piatu.

Tragedi ini bukan hanya soal kehilangan, tetapi juga soal masa depan yang tiba-tiba menjadi buram bagi mereka yang ditinggalkan.

Namun di tengah keheningan duka, secercah harapan datang dari sosok pemimpin yang dikenal dekat dengan rakyat.

Dalam sebuah video yang diunggah melalui akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi.id, Dedi menyampaikan janji yang menyentuh, ia menyampaikan kesediaannya menjadi ayah asuh bagi seluruh anak korban longsor tersebut.

"Saya bersedia untuk menjadi ayah asuh dari mereka semua. Mereka tidak akan sendirian. Saya akan pastikan masa depan mereka tetap terjaga," ujar Dedi dengan suara lirih namun penuh ketegasan dalam unggahan video tersebut.

Lebih dari sekadar simbol empati, Dedi juga menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menanggung seluruh biaya pendidikan anak-anak yang orang tuanya menjadi korban dalam tragedi tersebut.

Selain itu ia juga menegaskan bahwa negara tidak boleh abai terhadap masa depan generasi yang terdampak bencana, apalagi jika mereka berasal dari keluarga yang selama ini menggantungkan hidup pada sektor informal seperti pertambangan rakyat.

Kunjungan Dedi ke lokasi longsor bukan sekadar formalitas. Ia datang dengan niat untuk mendengar langsung, melihat dari dekat, dan merasakan luka yang ditinggalkan oleh peristiwa tragis tersebut.

Di sana, Dedi bertemu dengan para istri dan anak-anak korban yang masih berada di tenda-tenda darurat.

Beberapa anak tampak kebingungan, belum sepenuhnya memahami apa yang telah terjadi.

Tapi bagi Dedi, tanggung jawab seorang pemimpin bukan hanya menyatakan belasungkawa, melainkan hadir dan mengambil peran nyata.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved