Berita Nasional
Dijuluki Mulyono Jilid 2 karena Hobi Pencitraan, Dedi Mulyadi Sebut Orang yang Membencinya 'Buzzer'
Dedi Mulyadi hanya mengunggah konten-konten positif yang dinilai bisa menaikkan citranya di hadapan masyarakat yang melihatnya.
"Ya saya melihatnya bahkan dalam jangka pendek saja sudah ada yang walk out kan gitu, baru beberapa bulan Kang Dedi Mulyadi memimpin Lalu kan di jangka panjang sangat mungkin pembahasan Perda atau bahkan APBD itu akan berlarut-larut karena ada resistensi dari DPRD dan berlarut-larutnya pembahasan anggaran pendanaan program juga akan terancam keberlanjutannya dan juga kebermanfaatannya bagi rakyat."
"Sekali lagi yang dirugikan adalah rakyat Jawa Barat," paparnya.
Hubungannya dengan PDIP memanas
Terekam detik-detik puluhan anggota DPRD Jawa Barat dari fraksi PDIP walk out dalam rapat paripurna DPRD Jabar pada 16 Mei 2025.
Puluhan anggota DPRD itu walk out lantaran merasa kecewa dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Aksi ini dipicu oleh pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang dianggap merendahkan martabat dan kehormatan lembaga DPRD Jabar sebagai wakil rakyat.
Aksi walkout itu dilakukan setelah Pimpinan DPRD membuka rapat, kemudian anggota DPRD Jabar dari Fraksi PDIP, Doni Maradona langsung melakukan interupsi dan menyampaikan kekecewaannya kepada Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi.
Dimuat TribunJabar, dalam rapat tersebut, Doni menyampaikan jika pada 7 Mei 2025, saat Dedi Mulyadi memberikan pidato di acara Musrenbang di Cirebon, terdapat pernyataan yang mendiskreditkan DPRD Jabar.
Baca juga: Berencana Terapkan Jam Malam, Dedi Mulyadi Atur Anak-anak Sekolah Tidak Boleh Nongkrong Malam Hari
"Sembilan hari yang lalu Gubernur di acara sakral, ada pernyataan Gubernur yang menurut saya ini perlu kita sikapi, beliau menyampaikan dan saya berpikiran beliau mendiskreditkan DPRD Jabar, Gubernur ini sepertinya tidak membutuhkan pendapat teman-teman DPRD," ujar Doni, Jumat (16/5/2025).
Hari ini, kata dia, Pemprov Jabar membutuhkan DPRD untuk membahas Raperda. Gubernur tidak bisa jalan sendiri membuat Perda.
"Saya berharap di rapat paripurna, ada klarifikasi dari Gubernur di rapat DPRD, karena ini negara yang dibentuk berdasarkan trias Politika, dia tidak bisa berjalan sendiri, sebelum ada klarifikasi dari Gubernur di acara Musrembang, menurut saya kita tidak perlu menyampaikan pandangan, bagaimanapun sesama lembaga harus ada etika, saling menghargai, tidak bisa berjalan sendiri," katanya.
"Saya berharap pimpinan bisa menyampaikan bahwa Gubernur harus mau klarifikasi di acara Musrembang 7 Mei lalu, saya tunggu DRPD tidak ada yang bersuara terhadap pernyataan itu. Kalau memang tidak butuh DRPD, ya udah tidak dibahas Raperda di DPRD," tambahnya.
Baca juga: VIDEO VIRAL! Warga Karawang Heboh Teror "Ketuk Pintu" Misterius
Pernyataan Doni, kemudian disambut oleh interupsi Memo Hermawan, anggota DPRD Deri Fraksi PDIP lainnya.
Memo menyatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, hubungan antara eksekutif dan legislatif di Jabar ini tidak baik-baik saja.
"Saya meminta seluruh fraksi PDIP untuk tidak ikut atau Walkout termasuk Bapak Ono Surono, sebelum selesai hubungan eksekutif dan legislatif menjadi baik, silakan berdiri fraski PDIP perjuangan," ujar Memo.
Setelah itu, Memo bersama Doni dan anggota fraksi PDIP lainnya meninggalkan ruangan sidang, diikuti seluruh anggota Fraksi PDIP, termasuk Wakil DPRD Jabar dari fraksi PDIP, Ono Surono.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com
Tergusur Pariwisata, 12.000 Hektar Sawah di Bali Hilang Dalam Satu Dekade |
![]() |
---|
PK Gugur Karena Absen! Silfester Matutina Terancam Dieksekusi Kejari |
![]() |
---|
Ini Antisipasi Polisi Apabila Demo Buruh Tumpah ke Jalan Tol Dalam Kota |
![]() |
---|
Sudewo Tak Jadi Tersangka, Ratusan Warga Pati Siap Geruduk KPK |
![]() |
---|
Begini Rekayasa Transjakarta Jelang Demo Buruh Kamis Besok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.