Berita Internasional

Merasa Ditipu Israel! Trump Putuskan Tak Mau Komunikasi dengan Netanyahu

Dalam langkah mengejutkan yang dilaporkan sejumlah media AS, Trump memutuskan untuk menghentikan komunikasi langsung dengan Netanyahu.

Editor: Joanita Ary
Istimewa
Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut mulai melihat belang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

WARTAKOTALIVECOM -- Hubungan yang dulu hangat antara mantan Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya telah membeku.

Dalam langkah mengejutkan yang dilaporkan sejumlah media AS, Trump memutuskan untuk menghentikan komunikasi langsung dengan Netanyahu.

Keputusan ini disebut sebagai puncak dari ketidakpercayaan yang berkembang antara keduanya sejak Trump tidak lagi menjabat sebagai presiden.

Menurut sumber terdekat dari lingkaran Trump, mantan presiden dari Partai Republik itu merasa telah "dimanipulasi" oleh kepemimpinan Israel selama masa jabatannya di Gedung Putih.

Seperti dilansir dari Kompas.com ketegangan yang semula disembunyikan rapi kini mulai muncul ke permukaan seiring dengan pernyataan Trump dalam beberapa wawancara baru-baru ini.

“Saya melakukan lebih banyak untuk Israel daripada presiden mana pun dalam sejarah, namun saya tidak mendapat balasan yang sepadan dari Bibi (sapaan Netanyahu),” ujar Trump dalam salah satu wawancara yang dirilis oleh media konservatif.

Hubungan Erat yang Retak

Pada masa pemerintahannya (2017–2021), Donald Trump dikenal sebagai salah satu presiden AS paling pro-Israel dalam sejarah modern.

Ia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan secara aktif mendorong kesepakatan normalisasi antara Israel dan sejumlah negara Arab melalui Abraham Accords.

Netanyahu secara terbuka memuji langkah-langkah Trump tersebut dan menyebutnya sebagai “sahabat sejati Israel.”

Namun hubungan keduanya mulai retak setelah pemilu AS 2020, ketika Netanyahu menjadi salah satu pemimpin dunia pertama yang mengucapkan selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya.

Hal ini menjadi sesuatu yang dianggap Trump sebagai bentuk pengkhianatan.

Menurut beberapa analis, rasa kecewa Trump tidak hanya soal sikap Netanyahu terhadap Biden, tetapi juga berkaitan dengan sejumlah dinamika kebijakan luar negeri yang dinilai Trump telah “dimainkan” oleh pihak Israel untuk keuntungan politik dalam negeri mereka.

Bentuk Jarak Politik yang Meningkat

Keputusan Trump untuk memutus komunikasi langsung dengan Netanyahu menandai pergeseran besar dalam dinamika politik antara dua tokoh kanan konservatif ini.

Meskipun keduanya masih mempertahankan hubungan politik strategis secara formal antara negara, hubungan pribadi dan komunikasi langsung yang dulu erat kini tampaknya benar-benar terputus.

Langkah ini juga mencerminkan perubahan dalam strategi politik Trump menjelang pemilu presiden AS 2024, di mana ia kembali mencalonkan diri.

Beberapa pengamat menilai Trump tengah mencoba membentuk citra baru yang lebih mandiri dari Israel untuk menarik pemilih dari spektrum nasionalis-Amerika yang lebih skeptis terhadap kebijakan luar negeri pro-Israel.

“Trump tengah membaca ulang peta politik. Ia mungkin menyadari bahwa dukungan terhadap Israel tidak lagi menjadi tiket politik otomatis di kalangan pemilih konservatif,” ujar Abraham Foxman, mantan direktur Anti-Defamation League (ADL), dalam wawancara dengan The Atlantic.

Dampak Geopolitik dan Respons Israel

Hingga kini, pihak pemerintah Israel belum memberikan tanggapan resmi atas keputusan Trump.

Namun, media Israel seperti Haaretz dan The Jerusalem Post telah memberitakan ketegangan yang meningkat antara dua tokoh ini dan dampaknya terhadap aliansi politik bilateral ke depan.

Beberapa analis di Tel Aviv menyatakan keprihatinan bahwa keputusan Trump bisa membuka celah baru dalam hubungan Israel-AS, terutama jika Trump kembali terpilih pada 2024.

Tanpa hubungan pribadi yang kuat antara pemimpin, kebijakan luar negeri bisa menjadi lebih pragmatis dan kurang bersifat simbolik.

Retaknya komunikasi antara Donald Trump dan Benjamin Netanyahu menandai berakhirnya sebuah era hubungan personal yang sempat mendefinisikan kebijakan luar negeri AS terhadap Israel. Dari "sahabat sejati" menjadi "tidak lagi bicara", pergeseran ini memperlihatkan bagaimana politik bisa mengubah bahkan hubungan yang tampaknya tak tergoyahkan.

Apakah ini sekadar ketegangan pribadi atau awal dari reposisi politik yang lebih besar, waktu yang akan menjawab. Yang pasti, jarak antara keduanya kini semakin nyata dan penuh makna, baik bagi AS maupun Israel.

 

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved