Momen Hangat saat Paus Leo XIV dari Roma Menelepon Kakak Kandungnya di AS 

WARTAKOTALIVECOM – Momen mengharukan sekaligus menghangatkan hati saat John Prevost, kakak dari Paus Leo XIV, menerima panggilan video langsung dari adiknya yang baru saja terpilih sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik.

Yang membuat momen ini semakin istimewa, panggilan tersebut terjadi saat John sedang diwawancarai oleh jurnalis Associated Press di ruang bawah tanah rumahnya pada Jumat, 9 Mei 2025di New Lenox, Illinois, Amerika Serikat.

Panggilan Tak Terduga dari Roma

Tablet milik John tiba-tiba berdering, dan saat ia menjawab, suara familiar terdengar dari sana

 "Ini Leo." Ujar Paus Leo XIV, yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Robert Francis Prevost, menelepon langsung dari Roma untuk berbicara dengan kakaknya.

Dalam percakapan tersebut, Paus sempat bercanda, menegur John karena tidak menjawab panggilan sebelumnya.

Penuh tawa dan akrab, mereka kemudian berbicara layaknya dua saudara pada umumnya, berbagi cerita dan canda di tengah momen bersejarah.

Kedekatan Dua Saudara

Meskipun kini menjabat sebagai Paus, Leo XIV tetap menjaga kedekatannya dengan keluarga. John mengungkapkan bahwa mereka berdua memiliki kebiasaan bermain game teka-teki kata seperti Wordle dan Words With Friends setiap hari. Bahkan, di tengah kesibukannya menjelang konklaf, Leo XIV masih menyempatkan diri untuk bermain dan berkomunikasi dengan John melalui game tersebut.

Persiapan Menuju Kepausan

Menariknya, menurut John menjelang pemilihan Paus, Leo XIV menonton film "Conclave" yang dirilis pada 2024.

Film ini menggambarkan proses pemilihan Paus di Vatikan.

Menurut John, menonton film tersebut membantu Leo XIV memahami dinamika pemilihan dan memberikan sedikit hiburan di tengah ketegangan.

Profil Singkat Paus Leo XIV

Lahir di Chicago pada 14 September 1955, Robert Francis Prevost memiliki latar belakang yang kaya. Ia bergabung dengan Ordo Santo Agustinus dan ditahbiskan sebagai imam pada 1982. Sebagian besar pelayanannya dijalani di Peru, di mana ia juga memperoleh kewarganegaraan pada 2015. Sebelum terpilih sebagai Paus, ia menjabat sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.