Ijazah Jokowi

Dugaan Ijazah Palsu Bikin Jokowi Merasa Direndahkan, Refly Harun: Ada Masalah Ringan Tapi Diperberat

Dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dianggap sebagai masalah yang ringan namun dipersulit oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

TribunSolo/ Ahmad Syarifudin
IJAZAH PALSU - Presiden ke-7 RI Joko Widodo di kediamannya di Sumber, Banjarsari, Solo, Rabu (16/4/2025). Dugaan ijazah palsu Jokowi) dianggap sebagai masalah yang ringan namun dipersulit oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dianggap sebagai masalah yang ringan namun justru dipersulit oleh mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. 

Hal tersebut dikatakan pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi pernyataan Jokowi yang merasa terhina terkait tudingan ijazah palsu terhadap dirinya.

Refly Harun mengatakannya dalam tayangan yang diunggah di YouTube Refly Harun Official pada Rabu (7/5/2025).

"Yang dikatakan Jokowi, 'Saya sudah direndahkan serendah-rendahnya." Pertanyaannya adalah kenapa dia tidak selesaikan dari awal?" kata Refly.

Refly Harun mengkritisi sikap Jokowi yang terkesan tidak ingin menyelesaikan masalah ijazah tersebut sejak awal.

Apalagi Jokowi merupakan seorang mantan presiden sekaligus negarawan yang harusnya bisa menanggapi masalah seperti ini dengan bijaksana. 

"Kita bingung ya. Maksud saya ini kan seorang negarawan ya. Tapi kenapa dia tidak mau menyelesaikan at the first place, pada kesempatan pertama?" tambahnya.

Refly Harun juga mempertanyakan, mengapa Jokowi sebagai seorang negarawan tega melihat para pengkritiknya sebagai musuh politik.

"Kalau memang ijazahnya tidak bermasalah kan ada semacam paradoks di sana," papar Refly.

Ia tidak habis pikir dengan sikap Jokowi dalam menghadapi para pengkritiknya terutama soal dugaan ijazah palsu. 

Baca juga: Dulu Sempat Minta Damai, Kini Jokowi Ingin Sidang Berlanjut, tapi Tetap Ogah Tunjukkan Ijazah Asli

"Dan jangan lupa dia adalah seorang negarawan harusnya masa dia tega betul melihat orang-orang seperti Roy Suryo, Dokter Tifa dan lain sebagainya sebagai musuh politik? Padahal orang-orang ini bukan orang-orang yang menjalin kekuatan, tapi kan tukang kritik," jelasnya.

"Masa tukang kritik nggak boleh ada di negara Republik Indonesia ini?" tanya Refly, retoris.

Selanjutnya, Refly menilai bahwa jika Jokowi nekat untuk memenjarakan para pengkritiknya, itu berarti cerminan dari kualitas diri ayahanda Gibran Rakabuming Raka tersebut.

"Tapi bagaimana kalau 'saya mau dendam, saya mau balas, pokoknya orang itu harus masuk penjara'? Ya sudah berarti itu kan menunjukkan kualitas," paparnya.

Menurut Refly, apabila itu terjadi maka menjadi bukti bahwa Indonesia pernah dipimpin orang yang tidak cakap menangani masalah. 

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved