Berita Nasional

Andi Arief Minta Hendropriyono Perjelas Maksud Ucapannya soal Potensi Terjadinya 'Kudeta Sipil'

Andi Arief menyebut bahwa analisa soal 'kudeta sipil' perlu dipertegas agar tidak disalahartikan masyarakat luas

Editor: Feryanto Hadi
Twitter
KUDETA SIPIL- Politisi Partai Demokrat Andi Arief mempertanyakan analisa dari Mantan Kepala BIN Hendropriyono yang menyebut adanya potensi kudeta sipil 

Dia kembali menyinggung masukan dari forum purnawirawan lain kepada Prabowo

Dia mengimbau, agar sejumlah purnawirawan tersebut harusnya tidak memaksakan kehendak.

"Kalau saran, sehebat apapun saran kita itu, kalau sudah sampai kepada kepala negara, sudah selesai dong tugas kita. Tidak boleh kita mengajukan saran terus kita 'loh kok presiden diam aja' tidak bisa begitu. Itu namanya maksa. Tidak bisa kita memaksa Prabowo, jangan sampai dia nanti malah melanggar Undang-undang," kata dia.

"Yang nggak bener adalah yang merekayasa ini di belakangnya. Ada permainan intelejen dari negara-negara besar yang tidak kelihatan. Kita dukung Prabowo, tapi jangan diganggu. Kalaupun mau masukin saran, yang konstruktif. Tapi jangan memaksa, mendikte," kata dia

Hendro menyebut, fenomena sosial soal gerakan meminta Gibran diganti, bisa menjadi berbahaya apabila ada yang menunggangi. 

"Kalau sudah jadi gerakan sosial yang besar, bahayanya kalau ada yang nimbrung. Tinggal satu, kalau ada tokoh nasional yang 'sengkuni' muncul, ini sangat berbahaya. Ujung-ujungnya dieksploitasi pihak-pihak yang berkepentingan di belakang," kata Hendro

Baca juga: Kisah Pertempuran Berdarah saat Bang Ucu Berhasil Pukul Mundur Hercules dari Tanah Abang

Hendro menyebut bahwa dirinya tidak menyalahkan masukan dari para purnawirawan

Hanya saja, terkait beberapa point krusial, salah satunya soal permintaan pergantian Gibran sekaligus menteri yang diduga masih terafiliasi dengan Jokowi, harus dilakukan di momentum yang tepat.

"Kenapa saya bilang tidak tepat, karena tadi saya bahas kita ini saat ini sedang dalam keadaan 'perang' (ekonomi)."

Hendro juga menjawab soal adanya isu 'Matahari Kembar' dan tudingan bahwa Pemerintahan Prabowo masih terpengaruh dengan cawe-cawe dari Presiden RI ke-7 Jokowi.

Menanggapi itu, Hendro meminta masyarakat melihat dari banyak sisi dan aspek.

"Bisa saja  (cawe-cawe Jokowi) itu benar di satu aspek. Tapi jika dilihat dari aspek lain, belum tentu benar," katanya.

Hendro kemudian menyinggung permainan kekuatan luar yang mengendalikan organisasi non pemerintah (NGO) untuk memainkan isu tertentu.

"Ini yang bahaya. Yang mereka gerakkan itu bisa pembangkangan sipil, bisa perlawanan sipil bisa kudeta sipil juga. Jadi ini jelek. Konteknya bisa sangat berbahaya buat kesatuan bangsa kita.

"Makanya kan administrasi Pak Prabowo sifatnya merangkul semua. Tapi yang dirangkul ya jangan jadi kalajengking, menggigit," imbuhnya

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved