Begini Nasib Kepsek Fifi Usai Dicecar Bupati Lebak setelah Wali Murid Ganti Furnitur yang Rusak
Bupati Lebak, Hasbi Asyidiki Jayabaya marah dengan anak buahnya Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Pasir Tangkil, Fifi Siti Rofikoh.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Bupati Lebak, Hasbi Asyidiki Jayabaya marah dengan anak buahnya Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Pasir Tangkil, Fifi Siti Rofikoh.
Kekecewaan Hasbi kepada anak buahnya itu buntut dugaan pihak Kepsek meminta wali murid agar mengganti meja dan kursi yang rusak.
Hal itu terungkap dari rekaman video yang beredar di media sosial. Video itu menampilkan Bupati Hasbi tengah meminta klarifikasi dari Kepsek Fifi di depan rumah Arta Grace Monica (35), selaku wali murid kelas IV yang mengganti furnitur sekolah.
"Bu ini jelas sekali, ibu ngomongnya begini 'entah harus bagaimana menasehatinya, suruh mengganti nggak mau'. Kenapa disuruh minta mengganti?," ujar Hasbi kepada Kepsek Fifi.
Hasbi mengatakan, satuan pendidikan sudah mendapat dana bantuan operasional sekolah (BOS) dari pemerintah untuk menunjang pendidikan anak-anak.
Karena itu, pihak sekolah dilarang membebankan duit operasional ke pihak Wali Murid.
"Kerusakan mah biasa anak sekolah, kayak kita. Saya ingin Ibu lebih bijak menerima 'oke pak saya salah pak, ke depan saya akan perbaiki begitu'," ujar Hasbi.
Dalam momen itu, Hasbi mengaku bisa saja mencopot Fifi dari jabatannya sebagai Kepala SDN 02 Pasir Tangkil.
Namun Hasbi memberikan Fifi kesempatan untuk memperbaiki tata cara memimpin di sekolah tersebut.
"Saya punya kewenangan untuk mengganti Ibu sebagai Kepala Sekolah SDN 02 Pasir Tangkil, tapi saya berikan kesempatan untuk Ibu perbaikan," tegas Hasbi.
Baca juga: Momen Orangtua Murid di Lebak Gotong Sendiri Kursi Pengganti, Usai Anaknya Dituduh Merusak
Setelah dinasehati oleh pimpinannya, Kepsek Fifi kemudian memberikan klarifikasi. Dia mengelak telah memaksa orang tua murid untuk mengganti kursi sebagaimana asumsi yang beredar.
"Mohon diperbaiki gitu kan, saya fotoin ini nya (kursi yang rusak). 'Mas kapan mau diperbaiki ini hari Senin juga, saya fotoin dan saya juga nggak menuduh anak ini (yang merusak)," imbuhnya.
Mendengar jawaban anak buahnya, Bupati Hasbi menyanggahnya.
Dia menyebut, Kepsek Fifi memang tidak menuduh anaknya merusak fasilitas sekolah, tetapi memintanya untuk mengganti.
"Memang nggak menuduh, tapi di grup (WhatsApp) dikatakan disuruh minta ganti, susah," imbuhnya.
Belum usai memberikan nasihat, Kepsek Fifi kemudian memotong pernyataan Bupati Hasbi.
Kepsek Fifi berkilah, sengaja menyinggung ganti rugi biar memberikan efek jera untuk anak-anak yang lain dan dia mengaku tak tahu bahwa muridnya lah yang merusakkan fasilitas sekolah.
"Kalau Ibu belum tahu, kenapa Ibu harus tulis di grup. Kalau curhat kenapa harus di depan semua orang, yang di grup itu jelas banyak sekali orang," ucap Bupati Hasbi.
Seolah tak terima dinasehati pimpinannya, Kepsek Fifi mengaku akan melakukan hal yang sama jika anaknya kedapatan merusak fasilitas sekolah.
Kepsek Fifi bersedia mengganti kursi dan meja yang rusak jika anaknya yang melakukan perbuatan tersebut.
"Bukan masalah anak Ibu salah, secara anggaran itu nggak boleh membebani biaya kepada murid dan orang tua murid. Itu yang paling benar," kata Bupati Hasbi.
Baca juga: Modal Uang Setara Sekarung Beras, Arta Beli Meja-Kursi untuk Ganti Fasilitas Sekolah di Lebak Banten
"Yah kalau mau itu (mengganti) alhamdulillah itu aja, nggak maksa-maksa pak. Kalau dia memang keberatan, dia ngomong ke sekolah gitu," jawab Kepsek Fifi.
Hasbi kemudian menunjukkan bukti dan membacakan pesan Fifi dalam grup WhatsApp yang bersangkutan.
"Jelas Ibu Fifi (menulis pesan di grup whatsApp,-red), 'Saya prihatin dengan tempat duduk ini. Ini terbaik buat siswanya, tapi merawatnya susah, ini di mana penyangga mejanya cuma ada sebelah. Entah harus bagaimana menasihatinya. Suruh mengganti enggak mau'," kata Hasbi.
"Artinya kenapa Ibu menyuruh, mereka mengganti, kenapa?" cecar Hasbi.
Fifi menyebut, hal itu dilakukan sebagai upaya untuk memberikan efek jera terhadap anak yang dinilai nakal karena telah merusak fasilitas sekolah.
Dia juga mengklaim, pihaknya sudah menasihati, namun orang tua murid tak kunjung ke sekolah.
"Tinggal dikasih pelurusaan, dididik dengan cara yang baik, mereka kan baru siswa kelas 4 SD," tegas Hasbi.
"Yang harusnya datang pihak sekolah ke orang tua murid ke rumah, ini anak Ibu, anak Bapak perlu dinasihati, sehingga tidak perlu ditulis di grup kelas 4B, Ibu sama saja mempermalukan dia," lanjutnya.
Atas kejadian ini, Hasbi meminta kedua belah pihak saling memaafkan. Bahkan Hasbi menyampaikan permohonan maaf secara pribadi dan kelembagaan kepada orang tua siswi SDN tersebut.
"Saya atas nama Pemerintahan Kabupaten Lebak, atas nama Dinas Pendidikan, atas nama Bupati, atas nama SDN 02 Pasir Tangkil saya memohon maaf. Dan saya sudah ganti tadi pakai uang pribadi Bupati," pungkasnya.
Diketahui, permasalahan Wali Murid yang diminta ganti rugi karena putrinya dituding melakukan pengerusakan meja dan kursi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kabupaten Lebak, Banten, menjadi sorotan publik.
Arta Grace Monica (35) mengaku dimintai ganti rugi meja dan kursi seharga Rp 400.000 oleh Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 2 Pasir Tangkil, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak.
Baca juga: Sosok Bupati Lebak Hasbi Asyidiki Jayabaya yang Tidak Patuh Intruksi Megawati Soekarnoputri
Dia melanjutkan, Kepsek bernama Fifi Siti Rofikoh meminta pertanggungjawaban orang tua melalui pesan di grup WhatsApp yang berisi beberapa guru dan wali murid lainnya.
Arta kemudian menggotong meja dan kursi seorang diri ke sekolah yang hanya berjarak 200 meter dari rumahnya pada Senin (28/4/2025).
"Karena disuruh mengganti oleh kepala sekolah di grup kelas, saya bersedia tanggung jawab," ujarnya, dilansir TribunBanten.com.
Arta menjelaskan, niatnya mengganti meja dan kursi muncul setelah orang tua murid ditegur oleh Kepsek Fifi.
Dalam tegurannya, Fifi menyebut anak-anak diminta untuk tidak merusak fasilitas sekolah dan belum tentu mau mengganti.
Adapun meja dan kursi yang dimaksud rusak merupakan tempat duduk anaknya.
"Saya tanya ke anak saya, kata anak saya itu memang sudah rusak sebelumnya, tapi saya bersedia ganti dan sampaikan di grup itu. Kepala Sekolah bilang alhamdulillah kalau mau ganti," jelas Arta.
Dia kemudian membeli satu set meja dan kursi serupa secara online dengan harga Rp 400.000.
Setelah meja dan kursi itu diantar ke ruang kelas putrinya, Arta membubuhkan tulisan di meja baru itu menggunakan spidol.
"Meja ini dapat dibeli oleh orang tua karena disuruh mengganti," bunyi tulisan yang dibubuhkan Arta.
Tukang Sepuh Emas di Solo Jateng Kuliahkan 2 Anaknya di ITB, 10 Tahun Jadi Tulang Punggung Keluarga |
![]() |
---|
Pendapat Warga Soal Polisi Hentikan Sopir Truk, Bagi-bagi Bendera Merah Putih |
![]() |
---|
Bukan Lagi Soal Kenaikan Pajak, Ini Tuntutan Warga untuk Bupati Pati Sudewo |
![]() |
---|
Meski Bupati Pati Sudewo Menyerah, Warga Tetap Akan Demo Besar-besaran |
![]() |
---|
Viral Preman Aniaya Penjual Cilok di Bundaran HI , Gerobak Dagangan Sampai Pecah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.