Hari Kartini

Hari Kartini, Tak Banyak yang Tahu Kakak Kandungnya Kartono Seorang Jenius dan Guru Bung Karno

Hari Kartini, Tak Banyak yang Tahu Kakak Kandungnya Kartono Seorang Jenius dan Guru Bung Karno

Istimewa
KARTONO DAN KARTINI -- Foto Kartini dan kakak kandungnya Kartono. Pada peringatan hari Kartini, tidak banyak yang tahu bahwa Kartono, kakak kandung RA Kartini adalah seorang filsuf dan disebut jenius serta merupakan Guru Bung Karno. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Hari ini Senin (21/4/2025) atau setiap tanggal 21 April, selalu diperingati sebagai Hari Kartini bagi masyarakat Indonesia.

Hari Kartini diperingati untuk mengenang jasa Raden Ajeng (RA) Kartini dalam memperjuangkan hak kaum perempuan di Indonesia.

Kartini juga berjuang agar perempuan Indonesia mendapatkan pendidikan yang setara.

Baca juga: Hari Kartini, Gubernur Pramono Gratiskan Perpanjangan SIM untuk Wartawan Perempuan dan ASN

Atas jasa RA Kartini inilah, Hari Kartini terus dirayakan setiap tahun sejak 1964 sampai saat ini.

Budayawan Sujiwo Tejo memiliki pandangan dan imbauan tersendiri dalam melihat peringatan Hari Kartini ini.

Menurut Sujiwo Tejo, selain mengenang Kartini yang tentu baik, akan lebih baik lagi mengenang pula sosok istimewa yakni kakak kandung Kartini yakni Kartono.

"Mengenang Kartini tentu baik Namun lebih baik lagi bila sekalian mengenang Kartono, kakak kandungnya yang di Eropa dijuluki si Jenius dari Timur, menguasai 30 an lebih bahasa asing, filsuf dan spiritualis, salah satu yang mengilhami Kartini berpikir tentang emansipasi perempuan," kata Sujiwo Tejo dalam unggahan gambar wajah Kartini dan Kartono di akun Instagramnya @president_jancukers, Minggu (21/4/2024).

Sujiwo Tejo juga menyelipkan lagu khusus di unggahannya itu yang menurutnya melodinya terinspirasi dasar pikiran-pikiran Sosrokartono atau Kartono.

"Lagu #SugihTanpoBondo ini juga kukompos melodinya atas dasar pikiran2 RMP Sosrokartono, yang juga dijuluki Jokowi, eh, Joko Pring …“Pring” alias bambu itu bahasa halusnya “Deling” yang bermakna “Kendel” berani hidup karena selalu “Eling” (berdzikir)," tulisnya.

Menurut Sujiwo Tejo, sosok Kartono oleh orang Eropa dijuluki 'Si Jenius dari Timur' karena kecerdasannya.

"Selain dijuluki “Si Jenius dari Timur” dan “Joko Pring”, sang Pangeran Jawa (julukan lainnya) yang makamnya di #Kudus ini juga dijuluki “Mandor Klungsu”.. Klungsu itu biji buah asam yang oleh umum dianggap sampah di jalanan, tapi justru diburu bagaikan permata oleh anak2 kecil yang jiwanya masih bening," beber Sujiwo Tejo. 

Ia juga mengungkapkan Kartono pernah menjadi guru spiritual Bung Karno.

"Pernah sekelebat menjadi guru spiritualnya Bung Karno, beliau juga dikenal sebagai tabib yang menyembuhkan penyakit apa pun “cuma” dengan air putih yang beliau japa2in dgn ayat2 Al Quran," kata Sujiwo Tejo.

"Monggo yang ingin memahami Sosrokartono dan perenungan2 serta kalimat2 bijaknya .. sila baca buku2 tentang beliau," tambahnya.

"Soal Kartini sudah banyak dan tiap tahun diulas.. maka tak kusinggung di caption," tutup Sujiwo Tejo.

Sosok Kartono

Raden Mas Panji Sosrokartono atau lebih dikenal dengan nama Panji Sosrokartono atau Kartono adalah kakak kandung dari RA Kartini

Sosrokartono merupakan sosok yang memiliki banyak bakat dan mencapai prestasi gemilang di berbagai bidang sehingga dijuluki sebagai Si Jenius dari Timur.

Dikutip dari kompas.com, Ia lahir pada tanggal 10 April 1877 dan meninggal pada tanggal 8 Februari 1952. 

Semasa hidup, Panji Sosrokartono dikenal sebagai wartawan perang, penerjemah, guru, dan ahli kebatinan yang berperan penting dalam sejarah Indonesia.

Ia juga disebut sebagai sosok yang telah memberikan inspirasi kepada RA Kartini tentang emansipasi. 

Salah satu pencapaian awal yang mencolok dari Panji Sosrokartono adalah pendidikan tingginya di Belanda. 

Ia menjadi mahasiswa Indonesia pertama yang bersekolah di Belanda, tepatnya di Universitas Leiden. 
 
Kartono merupakan sarjana pertama dari Indonesia.

Baca juga: PROMO HARI KARTINI Chatime, HopHop hingga J.CO, Ada yang Khusus Perempuan, Harga Mulai Rp 14 ribu

Di Leiden, Sosrokartono mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Timur pada 1908. 

Selain pendidikan formalnya, kelebihan utama Panji Sosrokartono adalah kemampuannya dalam berbahasa. 

Selain bahasa Jawa dan Belanda, ia juga menguasai bahasa Inggris dan Jerman. 

Kemampuan berbahasa ini menjadi aset berharga dalam memahami pemikiran dunia pada masa itu. 

Sosrokartono merupakan seorang poliglot atau ahli banyak bahasa. 

Ia fasih dalam 26 bahasa, di antaranya sembilan bahasa Nusantara dan 17 bahasa asing.

Karena kecerdasannya, Kartono bahkan dijuluki Si Jenius dari Timur dan De Javanese Prins oleh orang-orang Eropa.

Wartawan Perang

Kartono tidak hanya memiliki bakat berbahasa, tetapi keberanian dalam menyampaikan berita dari medan perang.

Saat mengikuti ujian wartawan, ia berhasil merangkum berita satu kolom menjadi hanya 27 kata, sedangkan pesaing-pesaingnya rata-rata menggunakan lebih dari 30 kata.

Hasilnya, ia terpilih sebagai wartawan perang untuk surat kabar ternama, The New York Herald Tribune. 

Sebagai upaya untuk memastikan kelancaran tugasnya sebagai wartawan, ia juga dianugerahi pangkat mayor oleh Panglima Perang Amerika Serikat. 

Salah satu karyanya yang paling fenomenal saat menjadi wartawan adalah sebuah liputan perundingan damai antara Perancis dan Jerman di Perang Dunia I.

Perundingan tersebut sangat rahasia dan dijaga ketat, tetapi Sosrokartono berhasil meliput momen itu dengan cermat dan akurat yang membuatnya menjadi sangat populer. 

Setelah Perang Dunia I berakhir, Panji Sosrokartono berhenti dari pekerjaannya sebagai wartawan dan beralih menjadi ahli bahasa untuk kedutaan Perancis di Den Haag, Belanda. 

Keahliannya dalam berbahasa membuatnya menjadi aset berharga dalam urusan diplomatik. 

Sosrokartono juga pernah bekerja sebagai kepala penerjemah di Liga Bangsa-Bangsa yang kemudian menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Perannya di Liga Bangsa-Bangsa sangat penting dalam memfasilitasi komunikasi antara negara-negara anggota yang berbicara dalam berbagai bahasa. 

Panji Sosrokartono menjadi salah satu tokoh terkemuka yang membantu menjembatani pemahaman antarbangsa.

Setelah kembali ke Indonesia pada 1925, Panji Sosrokartono sempat mengajar sebagai guru di Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara.

Namun, intervensi kolonial membuatnya keluar dari Taman Siswa. 

Panji Sosrokartono kemudian memutuskan untuk mendirikan rumah penyembuhan yang diberi nama "Dar Oes Salam". 

Tempat ini berfungsi sebagai klinik pengobatan alternatif dengan menggunakan air putih yang diberi doa. 

Tindakan ini mencerminkan sisi kebatinan dan spiritualitasnya yang mendalam. 

Akan tetapi, pada 1942, Sosrokartono mengalami kelumpuhan dan meninggal pada tanggal 8 Februari 1952. 

Ia dimakamkan di Sedo Mukti, Kudus, Jawa Tengah.  

Baca juga: Hari Kartini! Pramono Anung Gubernur Jakarta “Hadiahkan” Perempuan  Naik TransJ-MRT-LRT Gratis

Terdapat aksara Jawa di samping makamnya yang bertuliskan, "Soegih tanpo bondo, digdojo tanpo adji, ngaloerog tanpo bolo, menang tanpo ngasoraken".   

Pesan ini mengartikan semangat perjuangan dan tekad untuk mencapai keberhasilan melalui usaha, belajar, dan kerja keras tanpa merugikan atau menghancurkan hal lain.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (3/1/2009), Sosrokartono tak mau terlibat lebih dalam dalam berbagai aktifitas politik, dan kemudian memilih untuk menjalani kehidupan spiritual. 

Sosrokartono memiliki beberapa wejangan yang disebul sebagai "Ilmu Kantong Bolong" yang terkait dengan hal keduniawian. 

Isinya antara lain beberapa filsafat seperti sugih tanpa banda, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake (kaya tanpa harta, sakti tanpa azimat, menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa merendahkan). 

Selain itu ada pula ajaran "Alif" sebagai pusat kekuatan ilahi dalam sebuah laku spiritual untuk menebar cinta dan nilai-nilai kemanusiaan.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved