Inspiratif
Guru Besar IPB Ungkap Anak Kidal Bukan Aib, Begini Penjelasannya
Pakar IPB Ungkap Anak Kidal Bukan Aib, Begini Penjelasannya. Anak kidal sering sering dianggap sebagai suatu kelainan,
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Budi Sam Law Malau
Berbagai penelitian mengungkapkan besaran nilai heritabilitas sifat kidal yakni 0,25.
"Ini bermakna bahwa variasi sifat kidal dipengaruhi oleh faktor genetik sebanyak 25 persen. Artinya, variasi sifat kidal lebih banyak (75 persen) dipengaruhi oleh lingkungan," tutur Ronny.
Sementara beberapa faktor lingkungan yang diduga menjadi pemicu munculnya sifat kidal ini antara lain kondisi rahim seperti paparan hormon dan posisi janin selama kehamilan.
"Fluktuasi hormon selama kehamilan, khususnya testosteron, diduga dapat memengaruhi perkembangan janin dan orientasi penggunaan tangan,” jelas Ronny.
Setelah lahir, faktor lingkungan yang diduga berpengaruh pada orientasi penggunaan tangan ini adalah budaya, berat lahir, dan tipe kelahiran.
"Bayi yang dilahirkan di lingkungan budaya yang menganggap kidal adalah tabu akan menekan jumlah anak kidal," ucapnya.
Ronny mengungkapkan bahwa bobot lahir yang rendah dan kelahiran kembar dapat saja menimbulkan sifat kidal.
Dalam beberapa kasus tidak disusuinya bayi dapat memicu sifat kidal.
Sementara dari sisi genetik, jika kedua orang tua kidal maka peluang anaknya kidal hanya mencapai 25 persen.
"Jadi, secara peluang dapat dikatakan bahwa peluang munculnya anak kidal dari orang tua yang keduanya kidal lebih besar jika dibandingkan jika orang tuanya tidak kidal. Meskipun kedua orang tua tidak kidal, tetap ada peluang 11 persen mereka memiliki anak yang kidal," bebernya.
Ronny menjelaskan sampai saat ini penyebab timbulnya sifat kidal masih belum banyak dimengerti oleh masyarakat.
"Ketidaktahuan ini sering kali memberikan dampak negatif bagi anak kidal maupun orang kidal yang sudah dewasa," ujarnya.
Menurut berbagai penelitian, lanjut Ronny, anak-anak kidal sering menghadapi tantangan dan kesulitan dalam pembelajaran dan kegiatan kesehariannya.
"Karena kondisi itu, mereka lebih rentan mengalami ketidakstabilan emosi dan berpotensi menyebabkan frustasi dan kecemasan. Terlebih, hampir semua fasilitas dan peralatan yang ada dirancang untuk anak yang bukan kidal,” ungkapnya.
Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa anak kidal lebih rentan menderita ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) yang merupakan kondisi perkembangan saraf yang ditandai dengan kurangnya perhatian, hiperaktif, dan/atau impulsivitas yang terus-menerus.
Lahir dari Keluarga Sederhana, Uus Kuswanto Tak Menyangka Bisa Jadi Walikota |
![]() |
---|
Di Usia 18 Tahun, Sulianto Indria Punya Tabungan 1 Juta Dolar AS, Ia Bagikan Cara dan Tips Raihnya |
![]() |
---|
Kisah Anak Pemulung Daftar PPSU di Balai Kota Jakarta, Antre dari Subuh Bersama Sang Ibu |
![]() |
---|
Dari Main Skate di Jalanan, Jebraks Jadi Selebgran dan Bangun Komunitas Bintaro Skate Boarding |
![]() |
---|
Cerita Angelina Sondakh Tetap Nyanyi Lagu Gereja Meski Mualaf, Demi Sang Ibunda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.