Mahasiswa UKI

Polres Metro Jaktim Lambat Ungkap Kematian Mahasiswa UKI, Kompolnas: Harusnya Cepat, TKP di Kampus

Polres Metro Jakarta Timur lambat ungkap kasus kematian mahasiswa UKI, Kenzha. Hal ini membuat Kompolnas sedikit geram.

Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Ramadhan L Q
KEMATIAN MAHASISWA UKI - Komisioner Kompolnas Choirul Anam menyoroti kinerja Polres Metro Jakarta Timur yang sangat lambat mengungkap kasus kematain mahasiswa UKI, Kenzha Ezra Walewangko. Menurutnya, ini kasus mudah, karena TKP di kampus, bukan di hutan. 

“Apakah itu karena lebam mayat atau karena memar misalnya," ujarnya. 

"Karena konsekuensinya berbeda. Kalau dia memar, ya berarti ada tindakan sebelum kematian. Itu semua penting untuk dijelaskan,” tambahnya. 

Anam menyadari tidak setiap detail hasil autopsi dapat diungkap ke publik demi kepentingan penyelidikan. 

“Tapi, pada prinsipnya, informasi intinya bisa ditanya, penyebab kematian kira-kira apa? Begitu,” ucapnya. 

Kompolnas menilai, Polres Metro Jakarta Timur seharusnya dapat menyelesaikan penyelidikan kasus kematian Kenzha dengan cepat. 

KASUS KEMATIAN MAHASISWA UKI - Kapolres Metro Jaktim Kombes Nicolas Ary Lilipaly menemui mahasiswa UKI yang menggelar aksi demo di kantornya, Jumat (21/3/2025), terkait kasus kematian Kenzha Ezra Walewangko. Menurut Lilipaly, pihaknya lama mengungkap karena masih ada kendala alat bukti.
KASUS KEMATIAN MAHASISWA UKI - Kapolres Metro Jaktim Kombes Nicolas Ary Lilipaly menemui mahasiswa UKI yang menggelar aksi demo di kantornya, Jumat (21/3/2025), terkait kasus kematian Kenzha Ezra Walewangko. Menurut Lilipaly, pihaknya lama mengungkap karena masih ada kendala alat bukti. (warta kota/munir)

“Saya kira, kalau kasusnya atau peristiwanya dalam ruang yang sempit, enggak luas, saya kira ini harusnya bisa dilakukan cepat,” ungkap Anam. 

Dia menyarankan agar penyelidikan dapat dilakukan dengan merekonstruksi peristiwa menjelang kematian Kenzha, terutama karena saksi di lokasi kejadian sudah tersedia. 

“Kan itu bisa ditelusuri, enggak terlalu luas ruangnya," ujarnya. 

"Kecuali, meninggal di hutan yang tantangannya jauh lebih susah dalam konteks membuat terangnya peristiwa,” lanjut Anam. 

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly menegaskan, penyelidikan terhadap kematian Kenzha dilakukan dengan pendekatan transparan dan profesional. 

Saat ini, penyidik masih menggali keterangan dari sejumlah saksi yang dianggap relevan. 

Hingga saat ini, pihak kepolisian telah memeriksa 39 saksi, termasuk pihak Rektorat UKI, petugas keamanan kampus, serta mahasiswa yang berada di sekitar lokasi kejadian. 

"Penyelidikan ini kami lakukan secara transparan dan akuntabel. Setiap langkah penyelidikan akan dipertanggungjawabkan secara hukum dan dilakukan untuk mengungkap kebenaran data dan fakta,” kata Lilipaly, Selasa (8/4/2025). 

Terkait kabar mengenai luka-luka dan patah tulang yang dialami Kenzha, penyidik masih menunggu hasil autopsi dari RS Polri Kramatjati. 

Penjelasan resmi mengenai kondisi tubuh korban hanya dapat diberikan oleh ahli autopsi atau dokter forensik yang berwenang. 

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved