Tambang Emas Diduga Penyebab Banjir dan Longsor Sukabumi, Walhi Absen Kerusakan Alam
Tambang emas diduga menjadi salah satu penyebab banjir bandang di Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (6/3/2025) malam.
"Karena misal yang mengantongi izin itu belum tentu patuh dan taat terhadap dokumen perizinannya," ucapnya.
Selain itu, perlu juga dilakukan pengawasan dan monitoring terhadap pemegang-pemegang izin yang akan melakukan kegiatan usahanya.
"Selain hal tersebut yang perlu dilakukan oleh pemerintah itu adalah melakukan evaluasi secara komprehensif. Hitung daya dukung, daya tampung di kawasan tersebut atau di Kabupaten Sukabumi itu masih mumpuni atau tidak, kalau misalnya tidak mumpuni, sudah terbatas jangan dipaksakan ada kegiatan-kegiatan pembangunan dan izin-izin yang dikeluarkan untuk berkegiatan di kawasan yang memiliki fungsi penting," katanya.
Dilaporkan tiga orang ditemukan tewas akibat banjir Sukabumi pada Kamis (6/3/2025) malam sementara lima orang masih dinyatakan hilang.
Update perkembangan pencarian dari BPBD Kabupaten Sukabumi, pukul 17.00 WIB, dilaporkan Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna pada Sabtu (8/3/2025).
Daeng mengatakan, dari delapan jiwa yang hilang dari banjir Sukabumi, 3 diantaranya sudah ditemukan.
"Satu korban dari simpenan dan dua korban dari Palabuhanratu sudah ditemukan. Jadi ada tiga yang sudah ditemukan," ujarnya, Jumat (06/03/2025) malam.
Sementara itu, lima orang masih dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian.
"Kita bersama Basarnas, TNI, Polri dan relawan masih berupaya mencari korban jiwa yang masih belum ditemukan," ucapnya.
Dampak kerusakan yang terjadi akibat bencana ini, 26 rumah mengalami kerusakan yang terdiri dari 11 rumah rusak ringan, 8 rusak sedang, dan 7 rumah rusak berat.
Sebanyak 155 rumah juga terendam banjir. Selain itu, 30 fasilitas umum dan sosial (fasumfasos) rusak dan sekitar 30 hektar lahan pertanian mengalami kerusakan.
(Wartakotalive.com/DES/TribunJabar)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.