Tambang Emas Diduga Penyebab Banjir dan Longsor Sukabumi, Walhi Absen Kerusakan Alam

Tambang emas diduga menjadi salah satu penyebab banjir bandang di Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (6/3/2025) malam. 

Editor: Desy Selviany
Instagram @Infojawabarat
BANJIR SUKABUMI-Banjir bandang melanda Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (6/3/2025) malam. Sejumlah rumah di Pelabuhan Ratu diterjang banjir bandang 

WARTAKOTALIVE.COM - Tambang emas diduga menjadi salah satu penyebab banjir bandang di Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (6/3/2025) malam. 

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan ada tiga penyebab banjir di Pelabuhan Ratu Sukabumi.

Banjir dan longsor di Kabupaten Sukabumi merupakan dampak dari masifnya alih fungsi lahan.

Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Wahyudin Iwang mengatakan, perubahan alih fungsi itu terjadi di kawasan hulu baik di Jampang, Jampang Tengah hingga ke Waluran. 

"Itu salah satunya oleh aktivitas pembukaan lahan yang banyak juga jenis-jenis pembukaan lahannya," ujar Iwang, Jumat (7/3/2025) dimuat TribunJabar.

Berdasarkan data yang dimilikinya, terdapat sekitar 700 hektar lahan hutan tanaman energi sebagai pemasok serbuk kayu untuk memenuhi kebutuhan co-firing biomasa di PLTU Pelabuhanratu. 

"Dan itu berada di wilayah perum perhutani," katanya.

Kedua, terdapat pembukaan lahan hutan sosial yang tidak sesuai peruntukannya. Walhi menemukan ada sekitar 200 sampai 300 hektar lahan yang dijadikan sebagai tambang emas dan tambang galian C.

"Ketiga itu pembukaan lahan untuk kawasan hutan dengan pengelolaan khusus yang peruntukannya juga sama untuk kawasan tambang dan belum lagi juga kawasan yang berada di perhutani yang dikerjasamakan atau  untuk tambang-tambang kars sebagai bahan baku untuk pabrik semen yang ada di Sukabumi," ucapnya.

Selain itu, ada juga pembukaan lahan untuk pengembangan wisata alam yang tidak sedikit ada kegiatan-kegiatan pembangunan properti seperti vila dan berkontribusi terhadap perubahan bentang alam.

Menurutnya, ketika kawasan hutan beralih fungsi dan menimbulkan degradasi kawasan yang begitu besar, maka tidak heran pada saat hujan dengan intensitas tinggi volume airnya tidak tertampung oleh sungai.

"Nah, perubahan alih fungsi itu tentunya akan mempengaruhi terhadap penyusutan tangkapan wilayah air yang akhirnya masuk ke pemukiman masyarakat," katanya.

Sebab, kawasan yang tadinya pohon, sungai karena beralih fungsi dan mempengaruhi terhadap konstruktur tanah atau kelabilan tanah.

"Maka akibatnya longsor dan juga bisa berpotensi menyebabkan banjir bandang," katanya.

Baca juga: Update Korban Banjir dan Longsor Sukabumi, 3 Orang Tewas 5 Masih Hilang

Solusinya, kata dia, harus dilakukan pemulihan. Pemerintah harus tegas menertibkan pelaku-pelaku usaha, baik yang tidak berizin maupun yang berizin.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved