Kisah Inspiratif

Sempat Diremehkan sebagai Anak Penjual Kue, Izzudin Bahalwan Kini Anggota Termuda Komisi Fatwa MUI

Sempat Diremehkan sebagai Anak Penjual Kue, Izzudin Bahalwan Kini Anggota Termuda Komisi Fatwa MUI

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
KISAH INSPIRATIF - Ustaz Izzudin Al-Qosam Bahalwan selaku Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ketua Pemuda Al-Irsyad dan Senior Lecture Iman Path. 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH — Izzudin Al-Qasam Bahalwan, merupakan seorang pendakwah muda yang kini memangku jabatan sebagai anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Di usianya yang menginjak 30 tahun, Izzudin telah banyak menebarkan syiar Islam di ranah Fiqih dan Syariah. 

Ia juga kini mengetuai organisasi pemuda Islam Al-Irsyad dan menjadi pengajar senior di Iman Path, salah satu lembaga training life skill dan pesantren urban (urban school) di Jakarta.

Lantas siapakah sosok Izzudin Bahalwan tersebut?

Izzudin lahir di Sidoarjo, Jawa Timur pada 5 Januari 1995 lalu. Dia memiliki tiga orang adik dari kedua orang tua yang sangat sederhana. 

Pria keturunan Arab itu bahkan tidak pernah menyangka jika dirinya bisa berada di posisi saat ini yang lekat dengan para Kiai dan ustaz-ustaz kenamaan lainnya.

Pasalnya, Izzudin bukan lahir dari keluarga yang agamis dan berpendidikan tinggi. Sebaliknya, ia hanyalah seorang anak penjual kue di Pasar Brebes, Jawa Tengah.

"Sebetulnya memang orangtua saya itu ingin memproyeksikan seluruh anaknya itu untuk berfokus di bidang Islam," kata Izzudin kepada Warta Kota dalam wawancara khusus di Studio Tribun Network, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (6/3/2025).

"Tapi ternyata saat itu karena faktor ekonomi, orangtua saya jualan kue di pasar dan cuma bisa mempesantrenkan anaknya itu cuma saya," imbuhnya.

Sehingga, ketiga adik Izzudin lainnya tidak bisa dimasukkan ke pesantren usai lulus dari sekolah dasar (SD).

Namun rupanya, kendala-kendala tersebutlah yang justru membuatnya fokus di dunia dakwah.

Ia berupaya menamatkan pesantrennya di Ma'had Aly Bangil, Jawa Timur pada 2014 dan mulai mencari beasiswa untuk bersekolah di Instutute of Islamic and Arabic Science (LIPIA) Branch of the Imam Mohammad Ibn Saud Islamic University pada 2017. 

Kala itu, Izzudin diterima dan mengambil jurusan Hukum Syariah.

Selama 7 tahun bersekolah, Izzudin hanya berfokus memperkaya diri dengan ilmu-ilmu agama untuk mewujudkan mimpi orangtuanya yang ingin melihat dirinya menjadi seorang pendakwah.

Terlebih, ayahnya selalu memanggil dirinya dengan sebutan "Syeikh" ketika di rumah. 

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved