Ramadan 2025
Masjid Raya Al-'Arif Senen, Ada Makam Pendiri Upu Daeng Syarifuddin Bersama Empat Kerabatnya
Masjid Raya Al-'Arif, Senen, Jakarta Pusat, pernah dikenal dengan sebutan Masjid Jagal Senen dan dikenal sebagai 'Pangkalan Bajaj'.
Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Masjid Raya Al-'Arif, Senen, Jakarta Pusat, yang dahulu dikenal dengan nama Masjid Jagal Senen adalah masjid peninggalan seorang pedagang asal Bugis bernama Upu Daeng Syarifuddin yang wafat pada tahun 1745.
Masjid yang terletak di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat, tersebut juga pernah dikenal dengan 'Pangkalan Bajaj' oleh masyarakat di Jakarta.
Demikian dikatakan oleh Sekretaris DKM Jami Masjid Raya Al-'Arif, Robani saat ditemui di lokasi pada Sabtu (1/3/2025).
Robani bercerita, masjid ini disebut Masjid Jami Jagal Senen yang berdiri sejak sekitar tahun 1600.
Namun, sebelum menjadi masjid awalnya berbentuk musala.
"Dulu di belakang sana (belakang masjid) penuh dengan perkampungan dengan tukang jagal hewan," kata Robani.
Baca juga: Jadi Salah Satu Ikon Jakarta, Begini Sejarah Lahirnya Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari
"Kalau masyarakat dan tukang (sopir) bajaj zaman dulu pasti tahu 'Tuh sana Masjid Pangkalan Bajaj'. Sebab, di sini memang tempat kumpulnya mereka (sopir bajaj)," ujar Robani.
Robani mengajak Warta Kota untuk melihat langsung makam Upu Daeng Syarifuddin dan empat kerabatnya yang berada di belakang masjid tersebut.
Dari pengamatan Warta Kota, terlihat makam dikelilingi ratusan motor yang diparkir di sekitarnya.
Terlihat empat makam tersebut bernuansa hijau.
Tetapi, untuk pendiri masjid tersebut berwarna abu-abu dan sedikit sentuhan warna emas.
Robani menjelaskan, awalnya makam Upu Daeng Syarifuddin hanya berbentuk berupa adukan semen saja.
Pada nisan makam tertulis 'Upu Daeng H.Arifuddin, Wafat tahun 1745, Jakarta'.
Lalu, untuk keempat makam lainnya tidak ada namanya.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Masjid Raya Hasyim Asyari Jakbar, Dana Pembangunannya Rp 165 miliar
Robani berujar, salah satu makam menurut cerita adalah kerabat yang paling dekat di antara ketiganya.
"Itu yang ujung (makam paling ujung keempat) itu menurut cerita ya kerabat paling dekatnya beliau," ujar Robani.
Robani juga bercerita sebelumnya banyak masyarakat datang dari daerah untuk berziarah ke makam Upu Daeng Syarifuddin.
Tak hanya berziarah, ada pula yang sempat ingin membuat makan dengan tambahan hiasan.
"Ada yang istilahnya mau jadi dikeramatkan gitu, tapi beliau (Upu Daeng Syarifuddin) tidak mau (menurut Robani bercerita)," ungkapnya.
Robani membeberkan, banyak masyarakat yang datang dengan berbagai macam hal tujuan, salah satunya dengan kepercayaan mau mengambil benda pusaka di makam tersebut.
Namun, Robani pun tidak mempersalahkan hal tersebut asal memang itu bisa dilakukan.
Baca juga: Ada 40 Kamar, Masjid Istiqlal Siapkan Hotel Gratis bagi Musafir yang Berkunjung Saat Ramadan 2025
"Tapi ini dulu ya. Berbicara kepercayaan, mau percaya atau tidak, sempat ada yang mau ambil pusaka keris. Saya bilang, silakan saja kalau bisa," tuturnya.
"Pas sudah bisa, keris itu kembali lagi ke makam tersebut," ucap Robani.
Ada juga orang yang mengaku keturunan ke-5 dan ke-13 dari Upu Daeng datang untuk berziarah.
Robani meminta bukti kepada orang tersebut dan mereka membuktikan dengan memperlihatkan sebuah buku keturunannya.
"Kira-kira sebelum pandemi Covid-19 ada yang datang terus saya tawari mau jenguk 'uyut' kah atau bagaimana," tutur Robani.
Masjid Raya Al-'Arif berbentuk segi empat dengan luas sekitar 550 meter persegi dan memiliki atap limas bersusun.
Baca juga: Dihiasi Arsitektur Bercorak Betawi, Ini Potret Masjid KH Hasyim Asyari di Cengkareng Jakarta Barat
Masjid itu berdiri di atas lahan wakaf dari Upu Daeng seluas sekitar 2.850 meter persegi.
Masjid telah memiliki sertifikat hak milik yang dialamatkan kepada ahli waris.
Di dalam bangunan masjid, terdapat empat pilar berwarna emas yang menopang bak pondasi serta tembok melengkung.
Ruangan bagian jemaah wanita disekat dinding pembatas dan pilar-pilar di bagian sampingnya.
Untuk ruangan utama dan ruangan untuk jemaah wanita, menjadi satu dengan dinding terluar masjid di bagian pinggir.
Selanjutnya tampak bagian terluar di bagian depan area masjid, dibatasi dengan pagar teralis dan gerbang sebagai akses masuk.
Sementara, tempat wudhu berada di sebelah selatan masjid.
Lalu, terdapat tempat penitipan sendal serta tulisan peringatan kepada pengunjung, agar membawa barang berharga ditaruh dibelakang persis, saat lakukan salat.
"Ini cerita turun temurun. Sumber pastinya ya cerita dari atas terus ke bawah yang menjadi pengurus di masjid ini," pungkasnya. (m32)
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News
Berbagi Berkah, Le Minerale Buka Bersama Warga di 108 Masjid Sepanjang Ramadan 2025 |
![]() |
---|
Ratusan Aparat Gabungan Siaga di Bundaran HI, Jaga Warga yang Takbir Keliling |
![]() |
---|
Berkah Ramadan, PT Pelindo Solusi Logistik Berbagi Ribuan Sembako dan Santunan kepada Masyarakat |
![]() |
---|
Berdayakan UMKM, Pelindo Solusi Logistik Bagikan Makanan untuk Buka Puasa |
![]() |
---|
Gandeng OVO dan Grab, Yayasan Inklusi Pelita Bangsa Hadirkan MBG di Sekolah Khusus Tangerang Raya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.