Inggris Selesaikan Program Akses Digital untuk Masyarakat Marjinal di Indonesia

Pemerintah Inggris telah mendanai Program Akses Digital di Indonesia untuk masyarakat marjinal di Indonesia sekitar Rp 2 miliar

Istimewa
AKSES DIGITAL PEMERINTAH INGGRIS - Founder BerdayaBareng, Nicky Clara (kedua dari kiri) saat menjadi pembicara dalam kegiatan talkshow multi-pemangku di Hotel Santika, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (26/2/2025). Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian dari Program Akses Digital yang diinisiasi Pemerintah Inggris untuk masyarakat marjinal di Indonesia. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemerintah Inggris telah mendanai Program Akses Digital di Indonesia untuk masyarakat marjinal atau terpinggirkan di Tanah Air sebesar 100.000 Poundsterling atau sekitar Rp 2 miliar.

Lewat mitra lokalnya, BerdayaBareng, Kedutaan Besar Inggris di Jakarta telah menyelesaikan fase ketiga dari program ini di Palu, Sulawesi Tengah pada 26 Februari 2025 lalu.

Sejak Juli hingga November 2024, program ini melibatkan 533 penerima manfaat dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), aparatur sipil negara (ASN), dan masyarakat marjinal lainnya.

Setelah mengikuti pelatihan intensif, 100 peserta terbaik dipilih untuk menjadi fasilitator program.

Pada Desember 2024, para fasilitator ini membentuk organisasi komunitas kecil di wilayah mereka dan terlibat langsung dengan komunitas untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.

Sebagai hasilnya, 19 organisasi komunitas digital inklusif telah terbentuk.

Baca juga: Kompas Gramedia Dirikan Multimedia Nusantara School, Selaras Visi Misi Jakob Oetama Soal Pendidikan

Secara keseluruhan program ini telah menjangkau 672 penerima manfaat di Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, optimistis program ini dapat meningkatkan akses digital bagi komunitas yang terpinggirkan di seluruh Indonesia.

Inisiatif ini menyoroti komitmen kami untuk mempromosikan penggunaan akses digital yang terjangkau, inklusif, aman, dan terlindungi guna membantu membangun pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

"Tonggak pencapaian ini menunjukkan keberhasilan kolektif sebagaimana kami meningkatkan kolaborasi dengan Indonesia untuk mendorong ekosistem digital yang inklusif," kata Dominic Jermey yang dikutip pada Sabtu (1/3/2025).

Co-founder BerdayaBareng, Pratiwi Hamdhana AM, mengatakan, fase ketiga dari program ini adalah bukti konkret bahwa pelatihan digital dan pemberdayaan dapat memberikan dampak yang berkelanjutan bagi komunitas.

Dengan fasilitator yang melatih komunitas lokal, pihaknya telah menciptakan efek domino yang memperluas manfaat program ini.

"Harapan kami adalah model ini dapat menjadi inspirasi bagi pihak lain yang ingin membangun ekosistem digital yang inklusif dan kompetitif," ujar Pratiwi.

Sementara itu penerima manfaat dan fasilitator Program Akses Digital, Nur Hidayat Koho merasa bersyukur dapat menjadi peserta dalam program ini. Dia mengklaim, telah mendapatkan wawasan yang sangat berharga tentang kepemimpinan, fasilitasi, dan pengembangan masyarakat.

"Pengalaman ini tidak hanya memberdayakan saya tetapi juga menginspirasi saya untuk mengambil langkah-langkah nyata di desa saya di Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur," katanya.

Baca juga: Tingkatkan Literasi Digital dan Keuangan, BerdayaBareng Gelar Pelatihan di 7 Kota Indonesia Timur

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved