Berita Nasional

Mahfud MD: Grup Band Sukatani Tak Perlu Minta Maaf dan Tarik Lagu, Mencipta Untuk Kritik Adalah HAM

Mahfud MD: Grup Band Sukatani Tak Perlu Minta Maaf dan Tarik Lagu, Mencipta Untuk Kritik Adalah HAM

Situs KPU RI
MAHFUD TANGGAPI SUKATANI -- Cawapres Mahfud MD yang juga eks Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), di debat Pilpres 2024 pada Minggu (21/1/2024). Mahfud mengatakan gruo band Sukatani tidak perlu minta maaf dan menarik lagunya yang mengkritik Polri, karena mencipta untuk mengkritik adalah HAM atau hak azasi manusia. (KPU RI) 

"Mengkritik orang atau pelaku atau oknum saya kira sih tidak ada masalah kalau pelaku atau oknum. Tapi kalau itu bisa membawa institusinya ya kemudian terkena dampak, ini yang mungkin bisa jadi masalah," papar Fadli Zon.

Sementara Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, Polri tidak anti kritik.

"Saya jelaskan kembali, sebelumnya Bapak Kapolri sudah selalu menyampaikan bahwa institusi Polri yang modern salah satu syaratnya tidak anti kritik," kata Trunoyudo kepada wartawan, Jumat (21/2/2025).

Trunoyudo menjelaskan, Polri memiliki berbagai kegiatan setiap tahunnya yang membuka ruang bagi kritik.

Salah satunya stand-up comedy yang berfungsi sebagai media kritik. 

Baca juga: Begal Motor di Jalan Tambelang-Sukatani Bekasi Makin Nekat, Pedagang Bubur Ayam Jadi Sasaran

Selain itu, kegiatan seni seperti mural dan lukisan, serta musisi jalanan yang berpartisipasi dengan karya-karya yang mengkritik Polri turut memberikan kontribusi penting dalam proses evaluasi. 

"Saya ingin menjelaskan bahwa kritik kepada Polri itu menjadi evaluasi bersama yang berangkat dari suatu kecintaan dari masing-masing komunitas ini menyampaikan ekspresinya," jelasnya.

Trunoyudo menuturkan, kritik terhadap Korps Bhayangkara merupakan bagian dari evaluasi yang konstruktif.

"Intinya saat ini, sudah sampai penjelasan Polda Jawa Tengah dan kemudian ini bagian dari penjelasan Polri pada prinsipnya tidak anti kritik," tuturnya.

"Tentu bagian yang perlu dievaluasi secara konstruktif ini bagian perbaikan. Sekali lagi, Polri tidak anti kritik," papar Trunoyudo.

Sebelumnya massa aksi Indonesia Gelap yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil menggelar unjuk rasa dengan menyanyikan lagu berjudul "Bayar, Bayar, Bayar" dari band Sukatani.

Dalam aksi tersebut, lagu itu diputar melalui mobil komando, dan massa aksi serentak bernyanyi bersama di area Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2025).

"Mau bikin SIM, bayar polisi. Ketilang di jalan, bayar polisi. Touring motor gede, bayar polisi," teriak massa aksi yang ikut bernyanyi, dilansir, Kompas.com, Jumat.

Aksi didominasi oleh peserta yang mengenakan pakaian berwarna hitam dan membawa sejumlah poster yang berisi kritik kepada pemerintah.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved