Berita Jakarta

Punya Usaha Laundry, Gunawan Rela Keliling Jakbar Demi Cari Gas LPG 3 Kg yang Langka

Usut punya usut, Gunawan sedikit kelelahan usai berkeliling dari satu pangkalan ke pangkalan lainnya di wilayah Jakarta Barat demi gas 3 kilogram.

Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
KELILING DEMI GAS - Gunawan (pakai helm), warga Kelapa Dua, Kebon Jeruk dan Mariyani (kanan), warga Srengseng, Kembangan, rela berkeliling demi mendapatkan gas LPG 3 kilogram. 

Sehingga mau tidak mau, dirinya akan berkeliling mencari gas setiap hari, hingga keberadaan gasnya normal lagi di lapangan.

"Mungkin harus lebih diiritin ya (pemakaian gasnya), yang penting customer (pembeli) juga merasakan," kata Gunawan.

Kendati demikian, Gunawan tak menampik jika penataan gas LPG 3 kilogram ini sangatlah menyulitkan untuknya.

Apalagi meski dirinya sebagai pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), Gunawan tetap mendapatkan jatah 1 gas untuk 1 kartu tanda penduduk (KTP).

Walhasil, dirinya terpaksa harus mengitari sejumlah pangkalan demi memenuhi kebutuhan gas LPG 3 kilorgam dalam sehari yang bisa mencapai 10 buah.

"Sulit banget yah. Harapannya jangan seperti ini lah, apalagi kami ini kan diperuntukkan untuk masyarakat kan ya, kalau bisa terus ada," ungkap Gunawan.

Baca juga: Tinjau Pangkalan Elpiji, Dirjen Migas Tegaskan Pembelian Gas 3 Kg Kembali ke Peraturan Awal

Sementara itu, warga lain asal Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat bernama Mariyani, juga telah berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya demi mendapatkan 1 buah gas LPG 3 kilogram.

Pasalnya, di warung sekitar tempat tinggalnya, dia tidak menemukan 1 pun gas melon.

Walhasil seperti Gunawan, Mariyani juga memanfaatkan informasi dari mulut ke mulut untuk mengetahui pangkalan mana yang masih menyediakan gas.

"Kehambat banget dong (usahanya) karena harus wara wiri nyari gas," kata Mariyani saat ditemui di lokasi, Selasa.

Mariyani sendiri sebenarnya tidak mempermasalahkan pembelian gas di agen atau pangkalan-pangkalan.

Hanya saja, ia merasa kesulitan lantaran ketersediaan gas LPG 3 kilogram di pangkalan-pangkala tersebut sangatlah minim.

Sementara toko kelontong tidak menjual lagi.

"Saya pernah paling mentok beli Rp 25.000," pungkasnya.

Kini, Mariyani tidak tahu kapan kelangkaan seperti ini terjadi. Ia berharap kekosongan semacam ini tidak berkepanjangan dan ia kembali bisa menjalankan usaha dengan tenang. (m40)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved