Kasus DBD di Jakbar Meningkat dalam Tiga Bulan Terakhir, Begini Penjelasan Kasudinkes Erizon Safari

Kasudinkes Jakarta Barat Erizon Safari mengatakan, kasus DBD pada bulan Oktober 2024 mencapai 79 dan 97 kasus pada November 2024.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Sigit Nugroho
Warta Kota
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat (Kasudinkes Jakbar) Erizon Safari mengatakan, kasus DBD pada bulan Oktober 2024 mencapai 79 dan 97 kasus pada November 2024. 

Sebab pada momen tetsebut, ada banyak tempat-tempat yang menjadi lahan jentik nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.

Seperti di ember-ember maupun kaleng-kaleng bekas.

Dalam kondisi tersebut, Ngabila menyarankan agar masyarakat lebih bisa memproteksi dirinya dengan mengonsumsi vitamin atau makanan yang kaya antioksidan, seperti sayur dan buah.

"Tapi kalau seandainya kita memang butuh dengan cepat, nge-boost dengan cepat, itu kita bisa minum vitamin D3 1x10.000 IU atau vitamin C 1x sehari," ujar Ngabila.

"Bahkan beberapa mungkin ada yang harus diinfus untuk vitamin menjaga kekebalan tubuh manusia," ucap Ngabila.

Untuk menghindari panennya penyakit DBD di musim pancaroba, Ngabila menyarankan agar masyarakat melakukan 3M+ di rumah dan di lingkungan sekitarnya.

"M pertama adalah menutup. Menutup tempat perindukan jentik, dalam hal ini air. Kedua menguras, menguras bak mandi, dan lain sebagainya," terang Ngabila.

Baca juga: Davina Karamoy Terserang DBD Saat Syuting Film Horor Perewangan

"Termasuk juga kalau ada kaleng-kaleng bekas, itu juga didaur ulang, atau kita bisa musnahkan," jelasnya.

Sedangkan, M yang ketiga adalah mendaur ulang atau memuskahkan.

Barang-barang yang dimusnahkan itu, di antaranya kaleng bekas atau ember-ember yang tidak terpakai dan jadi sumber sarang nyamuk.

Tak kalah penting, menjalankan pola hidup bersih dan sehat menjadi sesuatu yang baik untuk dilakukan.

BERITA VIDEO: Penampakan Bangkai Mobil dan Puing-Puing Rumah Hangus Terbakar Los Angeles

"Dan kita kenal kalau di demam berdarah, ada yang namanya gerakan satu rumah satu kader jumantik. Jadi silakan di rumah ditunjuk, apakah ibu, apakah bapak, apakah anak, apakah asisten rumah tangga, itu dijadikan satu orang kader jumantik," papar Ngabila.

"Jadi setiap Jumat pagi, kita lakukan dengan 3x10, yaitu 10 pertama adalah pukul 10 pagi saat nyamuknya aktif, pukul 8-10 pagi atau pukul 3-5 sore," tuturnya.

Menurut Ngabila, pada pukul 10.00 WIB, pemantauan jentik bisa dilakukan selama 10 menit saja, namun pemantauan itu dilakukan selama 10 minggu. (m40)

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved