Kesehatan
Mengenal Pulsed-Field Ablation, Teknologi Baru yang Aman untuk Penanganan Fibrilasi Atrium
Mengenal teknologi pulsed-field ablation (PFA) sebagai revolusi tatalaksana penanganan pasien fibrilasi atrium (FA) yang aman, cepat dan akurat.
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.
Selain penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung (aritmia) juga memberi kontribusi yang signifikan.
Aritmia yang paling banyak ditemukan di masyarakat adalah fibrilasi atrium (FA). Fibrilasi atrium adalah kondisi ketika serambi (atrium) jantung berdenyut sangat cepat dan tidak beraturan.
Normalnya, jantung akan berdenyut sekitar 60-100 kali per menit saat kita sedang santai, namun pada FA, serambi jantung bisa berdenyut lebih dari 400 kali per menit.
Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), seorang ahli aritmia di Heartology Cardiovascular Hospital menjelaskan, bahwa pasien FA mempunyai risiko 4-5 kali lipat terjadinya stroke dibanding pasien yang bukan FA.
"Denyut serambi jantung yang super cepat dan tidak teratur pada pasien FA dapat meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah dan gagal jantung. Penggumpalan darah yang terbentuk dapat mengakibatkan terjadinya stroke," ujar dr. Dicky saat konferensi pers Metode Pulsed-Field Ablation sebagai Penanganan Fibrilasi Atrium di Heartology Cardiovaskular Hospital, Jakarta, Rabu (8/1/2025).
Selain itu, lanjut dr. Dicky, Aritmia bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk kelainan struktur jantung, tekanan darah tinggi, gangguan tiroid, atau bahkan efek samping obat-obatan tertentu.
Untuk itu, hal yang sangat penting dilakukan adalah bagaimana deteksi dini dilakukan.
"Pemeriksaan seperti elektrokardiogram (EKG) atau monitor jantung Holter dapat membantu mendiagnosis aritmia sejak awal sehingga pengobatan bisa lebih efektif," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP(K), PhD, ahli aritmia di Heartology Cardiovascular Hospital menjelaskan, bahwa tatalaksana penanganan pasien fibrilasi atrium bisa dilakukan dengan terapi obat-obatan (medikamentosa), kontrol faktor risiko, dan kateter ablasi.
"Pasien yang tidak mempan dengan obat-obatan, perlu dilakukan tindakan kateter ablasi untuk mencegah memburuknya fungsi pompa jantung (gagal jantung), menurunkan risiko stroke dan memperpanjang usia pasien," jelasnya.
Kateter ablasi adalah tindakan invasif minimal non-bedah menggunakan kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah di paha dan didorong ke dalam jantung untuk mengidentifikasi dan mematikan sumber aritmianya.
Teknologi pulsed-field ablation (PFA)
Secara umum, kata dr. Sunu, tindakan kateter ablasi dapat dilakukan menggunakan ablasi thermal dan non-thermal.
Ablasi thermal dapat menggunakan energi radiofrekuensi, yaitu energi panas untuk menciptakan lesi, atau energi krio (cryo) yang menggunakan energi dingin untuk membekukan jaringan.
Pulsed-Field Ablation (PFA)
gangguan irama jantung
Aritmia
Fibrilasi Atrium
Heartology Cardiovascular Hospital
| Kenali Gejala Stroke Sejak Dini, Segera Bawa ke Rumah Sakit Siaga Stroke |
|
|---|
| AS Watson Soroti Peran Penting Apoteker dalam Gaya Hidup Sehat |
|
|---|
| Tidak Hanya Makanan, Masalah Lambung Dipengaruhi Aspek Emosional, Ini Penjelasan dr Zaidul Akbar |
|
|---|
| Primaya Hospital Tangerang Buka Layanan Thalasemia Terpadu, Integrasikan Layanan Medis dan Edukasi |
|
|---|
| Kolaborasi Primaya Hospital Group dan Kalbe Regenic Stem Cell Hadirkan Inovasi Penanganan Ortopedi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/konferensi-pers-Metode-Pulsed-Field-Ablation.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.