Berita Nasional
Parcok Cawe-cawe di Pilkada, PDIP Ingin TNI-Polri Gabung, Usman Hamid Menolak, Ini Kata Kapuspen TNI
Publik menyoroti cawe-cawe institusi Polri di pilkada yang terlalu jauh, sehingga memunculkan istilah partai coklat (parcok). TNI-Polri gabung?
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Indonesia baru saja menyelenggarakan pilkada serentak di ratusan wilayah.
Sayang, pesta demokrasi tingkat lokal itu menuai sorotan negatif, yakni atas dugaan cawe-cawe institusi Polri sehingga disebut partai coklat atau parcok.
Alhasil, Ketua DPP PDIP bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif, Deddy Sitorus, ingin mengembalikan Polri di bawah kendali TNI atau Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Menurut Deddy, usulan itu harus disetujui DPR RI agar tugas polisi juga direduksi sebatas urusan lalu lintas, patroli menjaga kondusivitas perumahan, dan reserse untuk keperluan mengusut dan menuntaskan kasus-kasus kejahatan hingga pengadilan.
Baca juga: Soal Fenomena Parcok di Pilkada, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Minta Rakyat Jaga Keutuhan Kapal RI
"Kami sedang mendalami kemungkinan untuk mendorong kembali, agar Polri kembali di bawah kendali Panglima TNI atau agar Polri dikembalikan ke bawah Kemendagri," kata Deddy dikutip dari Tribunnews.com.
Terkait wacana itu, Markas Besar (Mabes) TNI tak mau gegabah untuk menyetujui atau menolak.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Hariyanto, mengatakan TNI menghormati setiap wacana atau diskusi yang berkembang terkait perubahan struktur lembaga negara, termasuk Polri.
Namun, TNI berpegang pada Undang-Undang yang mengatur peran dan tugas masing-masing institusi.
Baca juga: PUI Apresiasi Kinerja Polri Amankan Pilkada Serentak 2024 hingga Berlangsung Kondusif
Ia mengatakan TNI dan Polri memiliki fungsi yang berbeda namun saling melengkapi.
Saat ini koordinasi antara TNI dan Polri sudah berjalan baik dalam menjaga stabilitas keamanan nasional.
"Segala perubahan terkait struktur atau koordinasi antar lembaga merupakan kewenangan pemerintah dan DPR, dan TNI akan mengikuti kebijakan sesuai keputusan resmi negara," kata Hariyanto.
Sementara itu, Aktivis Hak Asasi Manusia Usman Hamid memandang wacana mengembalikan Polri di bawah kendali TNI semakin memundurkan agenda reformasi jauh ke belakang.
Baca juga: PDIP Sebut Banyak Oknum di Kepolisian Cawe-cawe di Pilkada 2024 karena Ulah Buruk Jokowi
Menurut Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia itu, tugas TNI dan Polri sangat berbeda.
TNI, kata Usman, dilatih, dididik, didanai, dan dipersenjatai sebagai alat negara di bidang pertahanan negara.
Sasaran TNI adalah ancaman nyata dari musuh luar negeri.
Berita Nasional
parcok
partai coklat
cawe-cawe
Pilkada
PDIP
TNI-Polri
Usman Hamid
Kapuspen TNI
Kapuspen TNI Mayjen Hariyanto
Selebgram Arnold Putra Kembali ke Tanah Air Setelah Sempat Ditahan Otoritas Myanmar |
![]() |
---|
AHY Jelaskan Kondisi Terkini SBY setelah Sepekan Dirawat di RSPAD |
![]() |
---|
Agus H. Widodo Terpilih Jadi Ketum Asbanda 2025–2029, Inilah Sosoknya |
![]() |
---|
Bahas Isu Strategis Nasional, Prabowo-Gibran Sowan ke Kediaman Jokowi di Solo |
![]() |
---|
Cetak Wirausahawan Muda, Sandiaga Uno Hadirkan SI IKLAS di UIN Jakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.