Berita Nasional

Pegiat Antikorupsi Hardjuno Wiwoho Dukung Penuh Presiden Prabowo Subianto Perangi Korupsi

Pegiat Antikorupsi Hardjuno Wiwoho Dukung Penuh Presiden Prabowo Subianto Perangi Korupsi. Pepatan Ikan Busuk di Kepala itu Benar.

Editor: Dodi Hasanuddin
Istimewa
Pegiat Antikorupsi Hardjuno Wiwoho Dukung Penuh Presiden Prabowo Subianto Perangi Korupsi 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA –Pengamat hukum yang juga pegiat antikorupsi, Hardjuno Wiwoho mendukung penuh komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memerangi korupsi yang makin tumbuh subur di Indonesia.

Sebab,  korupsi di Indonesia bukan hanya tentang perilaku individu, tetapi juga mencerminkan lemahnya sistem dan kurangnya teladan dari pemimpin. 

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 mengutip pepatah "ikan busuk dari kepala".

Baca juga: Pegiat Anti Korupsi Hardjuno Wiwoho Minta KPK Serius Usut Penyelewangan Dana CSR Plat Merah

Menurut kandidat Doktor Hukum dan Pembangunan dari Universitas Airlangga (Unair) ini,  pepatah tersebut memiliki makna yang sangat relevan dalam konteks pemberantasan korupsi di Indonesia.

Pepatah itu mengisyaratkan bahwa jika ada kerusakan atau keburukan dalam suatu sistem, terutama dalam hal ini negara, maka kerusakan tersebut sering kali dimulai dari pimpinannya.

Pidato Presiden Prabowo kata Hardjuno secara tidak langsung menyoroti bahwa selama ini masih banyak pemimpin yang belum memberi contoh baik dalam hal integritas dan pemberantasan korupsi. 

Bahkan, banyak dari mereka yang justru terjerat kasus korupsi itu sendiri.

Baca juga: Kampus Tak Boleh Jadi Benteng Korupsi, KPK Ingatkan Peran Akademisi di Tengah Kasus Mardani H Maming

Hardjuno mengaku sejarah korupsi di Indonesia telah menunjukkan banyak contoh di mana para pejabat tinggi, termasuk pemimpin di tingkat nasional, terlibat dalam skandal korupsi yang merugikan negara. 

“Bukan hanya satu atau dua kasus, tapi kita bisa melihat banyaknya mantan menteri, kepala daerah, hingga pejabat tinggi lainnya yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ini menunjukkan bahwa memang ada masalah serius di tingkat pemimpin,” kata Hardjuno di Jakarta, Selasa (22/10).

Dia menambahkan bahwa korupsi di Indonesia kini berjamah. Salah satu pemicunya lemahnya sistem dan kurangnya teladan dari pemimpin. 

"Jika seorang pemimpin tidak bersikap tegas dan berintegritas dalam menegakkan hukum, maka ini akan merembes ke bawah dan mempengaruhi seluruh aparat negara. Inilah yang dimaksud dengan 'ikan busuk dari kepala.' Kerusakan di pucuk pimpinan bisa dengan mudah menyebar ke seluruh bagian,” ujarnya.

Baca juga: Pengamat Hukum Hardjuno Wiwoho Desak Pemerintah dan DPR Sahkan RUU Perampasan Aset

Hardjuno juga mengakui tidak semua pemimpin Indonesia berprilaku korup.

Terbukti, masih ada pemimpin yang bersih dan berintegritas.

Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa banyak pemimpin lainnya yang justru memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. 

“Kita sudah melihat bagaimana banyak pemimpin yang menggunakan jabatannya untuk memperkaya diri dan lingkungannya, bahkan ketika rakyat masih mengalami kesulitan ekonomi. Hal ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan yang korup telah menjadi salah satu faktor utama yang menghambat kemajuan bangsa,” kata Hardjuno.

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved