Berita Bekasi

BisKita Trans Wibawamukti Segera Beroperasi di Kabupaten Bekasi, Digratiskan Selama Masa Uji Coba

Untuk tahap awal, BisKita Trans Wibawamukti akan melayani satu koridor dengan sejumlah titik pemberhentian

|
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota
Ilustras: Pemerintah Kota Bekasi memperkenalkan BISKITA Trans Bekasi Patriot saat Car Free Day (CFD) Kota Bekasi di Jalan Ahmad Yani, Minggu, 25 Februari 2024. 

“Jadi masyarakat akan diberikan kepastian, baik itu harga atau tarif maupun waktunya tidak akan menunggu lama, bahkan kita bisa melihat nanti diaplikasi kedatangan di halte jam berapa, jadi akan ada kepastian,” ungkapnya

Yana mengharapkan kehadiran ini akan berdampak mengurangi kemacetan di jalan raya.

Karena satu armada bus bisa menampung sampai 40 penumpang.

“Dari ruas jalan tentu ini akan bisa lebih lenggang, apalagi dengan pertumbuhan masyarakat yang datang ke Kabupaten Bekasi di tahun mendatang ini bisa mengantisipasi kemacetan karena banyaknya kendaraan roda 2 dan roda 4,” pungkasnya. 

Belum Beroperasi, BisKita Didemo Sopir Angkot

Belum resmi beroperasi, BISKITA Trans Bekasi Patriot sudah didemo sopir angkot di simpang Rawapanjang, Jalan Siliwangi, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Kamis (29/2/2024).

Dikutip dari Tribun Jakarta, dua unit BISKITA Trans Bekasi yang sedang uji coba operasi diadang puluhan massa sopir angkot.

Mereka memprotes keberadaan transportasi publik baru tersebut.

Mereka yang melakukan unjuk rasa merupakan angkot K11 jurusan Bantargebang - Terminal Induk Bekasi, salah satu trayek angkutan yang beirisan dengan BISKITA Trans Bekasi.

Salah satu pengurus angkot K11, Simanjuntak mengatakan, pihaknya menolak kehadiran armada bus BISKITA.

"Kami enggak setuju, kami ini masyarakat kecil, narik setiap hari belum tentu dapat uang untuk menghidupi anak dan istri, apalagi nanti masuk bis, otomatis pendapatan kami berkurang," kata Simanjuntak.

Para sopir angkot menuntut pemerintah mencari solusi, tidak hanya menghadirkan transportasi baru tetapi tidak memperhatikan nasib para sopir angkot.

"Kami ini sudah susah untuk mencari pekerjaan di situasi sekarang ini, makanya kami bertahan disini untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," terangnya.

Hal yang sama dirasakan Ubin, sopir K11 ini merasa penghasilannya selama ini telah jauh menurun semenjak kehadiran transportasi online.

"Udah dihantam online, segala macam, munculnya ini malah tambah sepi, apalagi gratis katanya (selama enam bulan), otomasis penumpang ke mereka," kata Ubin.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved