Liputan Khusus

Ancaman Megathrust Bakal Ganggu Performa Bisnis Properti

Ancaman megathrust apabila benar akan terjadi sudah tentu akan membuat performance bisnis properti, termasuk perkantoran dan bisnis lainnya terganggu.

Kompas.com
Peta Megathrust atau lempeng tektonik Indo-Australia. Ancaman gempa besar Megathrust bila terjadi akan menggangu performa bisnis properti. 

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR 
Senior Director PT Colliers International Indonesia Bagus Adikusumo ikut buka suara soal ancaman gempa megathrust terhadap Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut Bagus, ancaman megathrust sudah tentu akan membuat performa bisnis properti akan terganggu jika benar terjadi. 

"Ancaman megathrust apabila benar akan terjadi sudah tentu akan membuat performa bisnis properti, termasuk perkantoran dan bisnis lainnya terganggu," ucapnya, saat dihubungi Warta Kota dalam Liputan Khusus Megathrust, Jumat (4/10/2024).

"Dan akan semakin lama untuk mengembalikan performance bisnis properti yang sangat booming seperti yang terjadi selama tahun 2011-2015," imbuhnya.

Baca juga: Jakarta Dibayangi Gempa Megathrust, Ini yang Harus Dilakukan Bila Sedang Berada di Gedung Tinggi

Baca juga: Antisipasi Bencana Jelang Musim Hujan, Akan Ada Simulasi Gempa Megathrust di Kantor Walikota Jakbar

Dipaparkan, periode tersebut adalah masa booming bisnis properti termasuk perkantoran.

"Harga sewa bisa mencapai Rp 450.000 hingga Rp 550.000 per meter persegi, per bulan di luar SC (service charge). Harga jual strata title kantor juga bisa mencapai Rp 70 juta - Rp 80 juta per meter persegi," tutur pengamat properti ini.

"Waktu itu Buyer’s market, demand exceeded supply sehingga harga sewa dan harga jual mencapai level yg tinggi. Occupancy rate juga mencapai level di 94 persen," lanjut Bagus.

Baca juga: Waspada! Bangunan 20 Tahun Rawan Megathrust, Nirwono Yoga: Segera Audit

Tanah tak stabil

Sementara itu, Warta Kota mendapat informasi tentang kondisi gedung-gedung dan jalan tol di Jakarta untuk menahan gempa bumi besar seperti megathrust.

Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata) Jakarta Heru Hermawanto menerangkan, konstruksi gedung dan jalan tol di Jakarta menghadapi berbagai tantangan dan dinamika yang dipengaruhi oleh situasi sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Kondisi nyata saat ini adalah tantangan terhadap masalah tanah dan lingkungan serta potensi gempa yang akan terjadi seperti tanah lunak.

"Banyak area di Jakarta memiliki tanah yang tidak stabil atau lunak, memerlukan teknik pondasi khusus seperti tiang pancang atau metode khusus lainnya untuk memastikan stabilitas gedung," kata Kepala Dinas Citata DKI Jakarta ini, Jumat (4/10/2024).

Kemudian, lanjut Heru, permasalahan air atau banjir yang dapat mempengaruhi proses konstruksi dan memerlukan sistem drainase efektif untuk mitigasi risiko.

Baca juga: Sosialisasi Megathrust Penting, Delya dan Denny Dukung Mitigasi Gempa Masuk Kurikulum Pendidikan

Menurut Heru, sama halnya dengan konstruksi jalan tol saat dilakukan pembangunan memerlukan perencanaan dan konstruksi teliti untuk memastikan daya dukung keamanan jalan. Masalah seperti pemadatan tanah yang tidak memadai atau material berkualitas rendah dapat memengaruhi kualitas jalan.

"Dan yang terbaru adalah tantangan terhadap gempa. Gempa megathrust, yang merupakan gempa bumi besar yang terjadi di zona subduksi antara lempeng tektonik, dapat memiliki dampak yang
signifikan terhadap bangunan, terutama di kawasan yang terletak di dekat zona subduksi," ungkapnya.

"Jakarta, yang terletak di Indonesia, berpotensi terkena dampak gempa megathrust karena lokasi geografisnya dekat dengan batas lempeng tektonik aktif," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved