Berita Nasional

Kasihan, Gelar Doctor Honoris Causa Raffi Ahmad tak Diakui, UIPM Bantah Kampus abal-abal

Raffi Ahmad baru saja dapat gelar doctor honoris causa dari kampus swasta di Thailand. Sayang, karena dianggap abal-abal, jadi tak diakui.

Editor: Valentino Verry
kompas.com
Presenter kondang Raffi Ahmad saat menerima gelar doktor Honoris Causa dari UIPM Thailand, Jumat (27/9/2024). Sayang gelar tersebut tak diakui di Indonesia. (Dok. Raffi Ahmad) 

Di sisi lain, Pasal 93 UU Perguruan Tinggi mengatur perguruan tinggi lembaga luar negeri yang melanggar ketentuan penyelenggarannya di Indonesia. 

Menurut ketentuan tersebut, perseorangan, organisasi, atau penyelenggara tinggi yang melanggar aturan dapat dipidana dengan pidana penjara maksimal sepuluh tahun dan/atau denda maksimal Rp 1 miliar. 

UIPM bantal abal-abal 

Kantor virtual office UIPM di Bekasi, Selasa (1/10/2024).(Kompas.com/Cynthia Lova)
Kantor virtual office UIPM di Bekasi, Selasa (1/10/2024).(Kompas.com/Cynthia Lova) (kompas.com)

Promotor Program dan Staf Ahli UIPM Indonesia, Agusdin mengatakan, UIPM tidak memiliki kampus secara fisik. Kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online.

“Ini universitas asing yang beroperasi di Indonesia," kata Agusdin, diberitakan Kompas.com, Selasa. 

"Pusatnya di Amerika, ada di Prancis, Inggris, Lebanon, Asia Pasifik, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura,” lanjutnya. 

Agusdin mengungkapkan, UIPM memang memiliki alamat di Summarecon Bekasi. 

Namun, kantor representatif itu hanya untuk surat-menyurat bukan kampus pembelajaran. 

Dia juga menepis UIPM disebut kampus bodong. Sebab, kegiatan perkuliahannnya dilakukan secara online. 

Sehingga memungkinkan mahasiswa kuliah dari negara masing-masing. 

“Di zaman sekarang emang begitu, kantor kita ada di situ. Kami tidak punya kampus fisik. Kami punya kantor representatif aja di situ," ucapnya. 

"Jadi kalau kami mau pakai tinggal kontak seminggu sebelumnya, jadi efisien gitu. Ini bukan kampus offline,” lanjut Agusdin. 

UIPM juga disebut punya program akademik yang diakreditasi sebagai lembaga pendidikan tinggi online dengan standar European Distance E-Learning Network (EDEN). Pasarnya mahasiswa S1, S2, dan S3 di seluruh dunia. 

“Jadi, bukan abal-abal, resmi gitu ya, tapi ada belajar mengajarnya melalui online, gitu ya," ujarnya. 

"Kalau akademik ada belajar online-nya. Ada dosennya juga, tapi tidak ada fisiknya. (UIPM) kan sudah ada, kita lakukan (kegiatan belajar mengajar) sejak tahun 2000 di Eropa, di Amerika,” tutur Agusdin. 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved