Kisah Inspiratif
35 Tahun Jual Koran, Djajam Mampu Sekolahkan Anaknya hingga Jadi Tentara
35 Tahun Jual Koran, Djajam Mampu Sekolahkan Anaknya hingga Jadi Tentara
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, TAMANSARI - Di usia senjanya, Djajam (73) masih setia menjajakan surat kabar untuk masyarakat di Indonesia.
Meski diakuinya pembaca koran tak seramai dahulu, namun Djajam menyebut jika dari koran lah berbagai kenangan baik didapatkannya.
Selain bisa menafkahi anak dan istri yang sudah meninggal dunia 3 tahun lalu, Djajam juga mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke berbagai tingkatan.
Bahkan, salah satu anak Djajam ada yang saat ini berprofesi sebagai tentara.
"Dulu kan yang belinya banyak, bisa buat nyekolahin anak. Alhamdulillah untuk anak saya sudah pada kerja semua," kata Djajam saat ditemui di kawasan Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu (28/9/2024).
"Cuma ada 1, dia tentara," imbuh dia.
Menurutnya, masa perjuangannya menyekolahkan 3 anaknya itu adalah saat dirinya menjadi loper koran.
Kala itu, ia menjajakan surat kabar dari satu rumah ke rumah lainnya.
Saat ini tarkala usianya memasuki senja, Djajam memilih melibatkan anak buahnya untuk menjadi loper koran.
"Saya ada anak buah 8 orang, kalau enggak gitu saya mungkin enggak dagang kali, kalau anak buah enggak ada, langganan enggak ada," kata Djajam.
Ya, Djajam mengaku ia tak bisa sendirian untuk menjual surat kabar.
Pasalnya saat ini, peminat koran sudah tidak sebanyak dulu.
Bahkan, lanjut Djajam, beberapa perusahaan media telah tutup dan tak lagi memproduksi koran.
"Mungkin udah banyak saingannya, karena online juga. Sekarang jenisnya jadi tinggal sedikit" jelas Djajam.
"Zaman dulu tahu sendiri ada di lampu merah, di terminal-terminal banyak, sekarang mah jarang," jelas Djajam.
Kini, ia mengaku berjualan koran hanya untuk kehidupannya sehari-hari.
Pasalnya sejak sang istri meninggal dunia, Djajam berjuang untuk menafkahi dirinya sendiri.
Sembari sesekali, ia memberi uang jajan untuk cucu-cucunya tatkala sedang mendapat rezeki lebih.
"Ya buat nafkahin diri sendiri, buat jajan cucu aja," katanya sedikit terkekeh.
Lebih lanjut, Djajam bercerita bahwa tak semua koran yang distoknya di hari tersebut habis terjual.
Menurutnya, setiap hari ada saja koran yang tak laku terjual, sehingga harus ia kumpulkan dan putar otak agar barang tersebut tetap bisa menjadi uang.
Walhasil, Djajam banyak menjual murah untuk berbagai koran yang sudah lewat edisi.
Biasanya, ia melepas koran-koran tersebut kepada orang-orang yang memerlukannya untuk mengecat atau alas pakaian.
"Kalau sekarang saya enggak kiloin kalau enggak laku. Tali, yang lama-lama udah lewat bulannya saya jual murah," kata Djajam.
"Saya jual Rp 2.000 untuk koran Kompas dan Rp 1.000 untuk Warta Kota dan Pos Kota," imbuhnya.
Sementara untuk majalah, Djajam menyebut jika jumlah peminatnya sangatlah sedikit.
Walhasik, ia jarang menyetok majalah untuk dipasarkan kepada publik.
Beberapa koleksi majalahnya saja, nampak sudah usang dan merupakan edisi lama.
"Karena mikir lah orang beli, daripada keluar Rp 50 ribu (buat majalah), mending koran kan Rp 5.000 bisa dapat 10 tiap hari hari beli," kata Djajam.
"Dulu pas masih murah majalah Tempo Rp 15.000, Rp 20.000, masih banyak yang beli, sekarang enggak," pungkasnya. (m40)
Rex Alexander Symour, Pebalap Cilik Indonesia yang Melaju Kencang di Usia 9 Tahun |
![]() |
---|
Sosok Santoso, Petani Asal Malang Jatim yang Raih Gelar Master Panen |
![]() |
---|
Omset Tembus Hampir Rp 1 Miliar, Begini Proses Pembuatan Kerupuk Kulit Sapi UD Heru Cisalak Depok |
![]() |
---|
Kisah Heru, Pedagang Kerupuk Kulit di Depok Beromset Rp 1 Miliar Lewat Live TikTok |
![]() |
---|
Modal Niat dan Kreatif, Masjidi Sukses Sulap Sampah Jadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.