Berita Nasional

Kemenperin Tegur Kemenag, Reni Yanita: Seragam Haji dari Batik Printing Suvenir Bank yang Sudah Lama

Kemenpern sangat terpukul melihat Kemenag yang membrikan seragam haji tahun ini berupa batik printing. Lebih menyakitkan, itu dari suvenir bank.

Editor: Valentino Verry
tribunnews
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita sangat kecewa pada Kemenag karena seragam haji tahun ini mengunakan batik printing dari suvenir bank. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap unek-unek terhadap Kementerian Agama (Kemenag).

Karena Kemenag dianggap tak mendukung industri kecil menengah (IKM) di Indonesia. 

Ini dibuktikan dengan pemberian seragam haji tahun ini yang menggunakan batik printing dari suvenir bank.

Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita, ini sangat memalukan dan mengecewakan.

Reni menjelaskan bahwa seragam batik yang dimaksud adalah kain yang diberikan oleh bank penerima setoran haji sebagai suvenir untuk para penyetornya.

"Sudah 20 tahun menyimpan di bank itu, bank harus menyiapkan suvenir, salah satunya kain," kata Reni ketika ditemui di Plataran Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2024).

Baca juga: Distribusi Nilai Manfaat Jemaah Haji Tunggu Naik jadi Rp4,4 Triliun pada Tahun 2025

"Kalau suvenir untuk yang jemaah wanita mereka dapat kain seragam batik haji. Nah, kemarin itu pas dicek, itu printing semua," imbuhnya.

Sebagai pembina industri batik, Reni merasa kecewa karena seragam haji yang digunakan sebagai suvenir tersebut adalah batik printing.

Padahal, sudah ada Surat Keputusan (SK) Izin Produksi Batik Haji dari Direkorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) yang mencakup 83 Industri Kecil Menengah (IKM) yang akan memproduksi batiknya.

"Itu hanya sebagai hadiah dari bank-bank penerima setoran. Nah, jadi bank-bank penerima setoran ngelihat dong, kalau ada yang murah dikit, dia beli dari sana. Dia tidak diinfokan bahwa kamu belinya disini loh, di 83 IKM itu," ujar Reni.

Baca juga: Wujudkan Ibadah Haji ke Tanah Suci, Pembiayaan yang Mudah dan Fleksibel Bantu Jemaah

Reni mengaku malu karena Indonesia sebagai penghasil batik, malah batik printing yang digunakan oleh para masyarakatnya.

Menurut dia, Kemenag seharusnya bisa menegur bank-bank penerima setoran yang menggunakan batik printing sebagai suvenir.

"Harusnya kalau saya sebagai dirjen yang menetapkan SK-nya, saya dong yang menjewer (menegur bank-banknya)," ucap Reni.

Ia berencana berdiskusi dengan Kemenag untuk memastikan bahwa mulai tahun 2025 tak ada lagi seragam haji hasil suvenir menggunakan batik printing.

Baca juga: Batik Diklaim Sepihak, Speed Kaget Pas Googling: Batik dari Indonesia, Kenapa Bilang dari Malaysia?

Ia mengakui bahwa waktu penyelenggaraan haji yang mepet menjadi salah satu penyebab penggunaan batik printing luput dari pengawasan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved