Berita Jakarta

Rencana Penyesuaian Tarif Commuterline Berbasis NIK, KCI Tunggu Keputusan Kemenhub

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) masih belum tahu aturan main seperti apa terkait penyesuaian tarif Commuterline berbasis Nomor Induk Kependudukan.

Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
Direktur Operasi dan Komersial KAI Commuter, Broer Rizal di Stasiun Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (12/9/2024) 

Pasalnya, KRL adalah moda transportasi yang utama dipakai Doni untuk aktifitas kerja sehari-hari.

"Berat lah kalau buat kami ya. Yang kelas ekonominya menengah, gajian ya biasa aja buat makan sehari-hari, ongkos juga ya, jadi bingung buat kita ya kalau ada kenaikan," kata Doni saat ditemui di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, Senin (2/9/2024)

Menurut Doni, ia biasa berpergian dari Pondok Ranji ke Tanah Abang untuk bekerja. 

Baca juga: Stasiun Pondok Rajeg Bakal Dihidupkan Kembali 18 Tahun Tak Beroperasi, Ini Prosesnya

Namun sebelum sampai ke Stasiun Pondok Ranji, dia harus berkendara menggunakan sepeda motor dari rumahnya.

Kemudian, dia akan menyimpan motornya di sekitar Stasiun Pondok Ranji dengan biaya jasa layanan Rp 5.000. 

Sehingga dalam sehari, dua mengeluarkan uang sekira Rp 15.000 untuk berpergian.

"Kalau jadi kebijakannya, bisa aja malah jadi naik kendaraan pribadi lagi kalau udah enggam sesuai sama hitung-hitungan saya," kata Doni.

"Kita kan harus hitung bensin, parkir, dan lain-lain, kalau enggak masuk hitung-hitungannya kita dapat apa di rumah," imbuhnya.

Menurut Donny, saat ini KRL sudah melayani penumpang dengan baik, bahkan jam keberangkatan antara satu rangkaian dengan rangkaian lainnya berjalan cepat.

Kendati begitu, Doni mengakui jika ada beberapa fasilitas KRL yang perlu dibenahi.

Seperti air conditioner (AC) yang sering mati hingga gerbong yang kurang sehingga banyak penumpang yang berdesakan. 

"Jadi kalau tarif naik, fasilitas tetap keberatan si, memberatkan lah," ungkap Doni.

Lebih lanjut, Doni mempertanyakan soal bagaimana penerapan subsidi sesuai NIK tersebut. Apakah akan sesuai sasaran atau tidak.

"Kalau sekarang kan pakai kartu, kalau nanti gimana gitu caranya.Terus juga random kan siapa yang dapat (subsidi) bagaimana klasifikasinya," kata Doni.

"Penilaiannya gimana juga yang dapat subsidinya, golongannya apa, apakah akan jujur menyampaikan penghasilannya?" lanjutnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved